Material utama seperti kayu dan bambu diambil dari hutan sekitar, menjadikan rumah ini sepenuhnya terintegrasi dengan lingkungan.
2. Rumah Joglo (Jawa Tengah dan Yogyakarta)
Rumah Joglo, yang khas dengan atap berbentuk limasan, dirancang untuk menyesuaikan iklim tropis Pulau Jawa.
Atap limasan memungkinkan air hujan mengalir dengan lancar, sedangkan ruang terbuka luas mendukung sirkulasi udara sehingga rumah tetap sejuk meskipun cuaca panas.
Kayu sebagai bahan utama bangunan juga dipilih untuk menjaga kestabilan struktur rumah, terutama di daerah yang rawan gempa seperti Jawa Tengah.
3. Rumah Tongkonan (Sulawesi Selatan)
Rumah Tongkonan dari Toraja memiliki atap melengkung yang menyerupai perahu, simbol perjalanan leluhur.
Rumah ini dibangun di atas tiang tinggi untuk melindungi dari banjir di wilayah pegunungan yang sering dilanda hujan deras.
Bahan kayu ulin yang tahan cuaca ekstrem digunakan untuk membangun rumah, memastikan daya tahan yang lama.
Selain berfungsi praktis, rumah ini juga memiliki nilai spiritual dan sosial yang tinggi bagi masyarakat Toraja.
4. Rumah Honai (Papua)
Rumah Honai adalah rumah tradisional suku Dani yang hidup di dataran tinggi Papua.
Bentuknya bulat dengan atap rumbia tebal, dirancang untuk menjaga kehangatan di suhu dingin pegunungan.
Ukurannya yang kecil membuat panas lebih mudah terperangkap, menciptakan kondisi nyaman di dalam rumah.
Baca Juga: Bagaimana Upacara Adat Belo Ahik di Flores Berlangsung? Materi Kelas 3 SD Kurikulum Merdeka