Dongeng Anak: Sepatu Kanan yang Hilang

By Sarah Nafisah, Sabtu, 22 Maret 2025 | 17:00 WIB
Dongeng Anak Sepatu Kanan yang Hilang
Dongeng Anak Sepatu Kanan yang Hilang (via Canva)

Bobo.id - Halo, teman-teman! Kita baca bersama-sama dongeng anak Majalah Bobo hari ini, yuk!

Sepatu Kanan yang Hilang

Cerita oleh Dwi Pujiastuti

(Dilarang mengambil, mengunggah ulang, dan memperbanyak sebagian atau seluruh cerita tanpa sepengetahuan dan seizin pihak redaksi Majalah Bobo.)

Tuan Restarick adalah seorang petani. Ia memiliki sepasang sepatu bot kesayangan. Sepatu itu selalu dipakainya saat bekerja di ladang. Anehnya, sudah seminggu ini sepatu kanannya hilang. Tuan Restarick kebingungan. Ia berusaha mencari, tetap saja sepatu itu tak ditemukan. 

Dua minggu kemudian, dengan segan Tuan Restarick memesan sepatu baru pada tukang sepatu. Karena ukuran kaki Tuan Restarick sangat besar, pesanan sepatunya baru selesai dikerjakan minggu depan. 

“Kalau begini, aku tak bisa bekerja di ladang!” keluh Tuan Restarick.

Sesampainya di rumah, Tuan Restarick segera berbaring di sofa. Keadaan rumahnya sangat berantakan. Perabotannya berdebu. Remah-remah makanan bertebaran. Pakaian bergeletakan. Begitu pula perkakas dapur yang belum sempat dicucinya. Tuan Restarick memang ceroboh. 

“Hoaaaah…” Tuan Restarick menguap. Ia mengantuk, lalu tertidur lelap. 

Kitik…kitik… Tuan Restarick menggeliat geli. Telapak kakinya digelitiki. Kitik... kitik... Hmm, siapa ini?  Tuan Restarick terjaga. Namun, tidak ada siapa-siapa. 

“Hei Tuan, ini aku!” terdengar suara. Ada yang menarik-narik ujung jempol kaki Tuan Restarick. Ternyata seekor tikus berbulu putih berbicara.

“Siapa kamu?!” Tuan Restarick terbeliak. 

Baca Juga: Dongeng Anak: Sarang Emas laba-Laba

“Aku tetangga barumu, aku tinggal di kolong sofa. O ya, bisakah Tuan tidur tanpa bersuara?”

“Apa maksudmu?”

“Anda mendengkur. Aku dan keluargaku merasa terganggu karena dengkuranmu!”

Tuan Restarick tertegun. Sruuuttt! Sruuuttt! Tuan Restarick mengendus bau tak sedap. 

“Bau apa, ini?” 

“Ooo, kami sedang bersiap makan siang.”

Makan siang? Tiba-tiba Tuan Restarick merasa perutnya lapar.

“Ah, bagaimana kalau Tuan kuundang datang ke rumah kami? Tapi sebelumnya Tuan harus meminum ramuan ini dulu. Ramuan pengecil tubuh!” ujar si tikus sambil menyodorkan sebotol minuman mini. Tanpa berpikir panjang Tuan Restarick segera menenggak ramuan tersebut. Syuuuuut… tubuh Tuan Restarick menciut seukuran tikus. 

“Lo, tubuhku?”

  “Tak apa Tuan, ramuan ini hanya bekerja sebentar. Nanti tubuh Tuan akan kembali normal. Sekarang, marilah ikut ke rumahku. Istriku sudah menyiapkan makanan yang lezat.”

Tuan Restarick mengikuti si tikus. Wooow… Tuan Restarick baru menyadari betapa kotor dan berantakan rumahnya. Pakaian, perkakas rumah tangga, remah-remah makanan, semua tampak sangat besar seperti benda-benda raksasa berserakan.

Baca Juga: Dongeng Anak: Bintang Langit dan Raksasa Merah

“Nah, itu rumahku!” tunjuk si tikus. Tuan Restarick tertegun. Sebuah sepatu bot tinggi menjulang di hadapannya. Pada sisinya diberi pintu dan jendela. Tampak asap mengepul pada bagian atasnya yang terbuka. Lo… bukankah itu sepatu kanannya yang hilang?

“Mari, Tuan!” si tikus mempersilakan masuk. Tuan Restarick mengikuti dari belakang. Ufff… Tuan Restarick menutup hidung. Ternyata sepatunya yang telah menjadi rumah tikus itu sangat bau.

Di dalam sepatu, keluarga tikus menunggu. Ada istri tikus dan tiga ekor anaknya yang masih merah mendecit-decit berisik. Tuan Restarick bergidik jijik. 

“Silakan makan!” istri tikus menawarkan makanan. Sepiring daging busuk dan sepotong keju berjamur diletakkan di atas meja. 

“Aku tak mau memakan makanan itu!” tolak Tuan Restarick.

“Tapi makanan ini kami ambil dari dapurmu! Kau harus memakannya!” istri tikus merasa tersinggung.

“Tidaak mauuu!” Tuan Restarick berteriak panik.

Tok! Tok! Tok! Pintu rumah diketuk. Tuan Restarick terjaga dari tidurnya. Ooooh… syukurlah, dia cuma bermimpi! Tuan Restarick membuka pintu. Muncul seorang perempuan tua ramah sambil tersenyum padanya.

“Kejutan! Aku sengaja datang kemari untuk membawakanmu makanan. Aku memasak sup kacang merah lezat kesukaanmu!”

“Ooh, Bibi Helda!” Tuan Restarick menarik napas lega. Perempuan itu adalah bibinya yang tinggal di seberang desa.

“Waaah… rumahmu sangat kotor!” seperti biasa Bibi Helda mengomeli Tuan Restarick setiap kali mampir ke rumahnya. Bibi Helda segera membersihkan rumah, menaruh barang-barang di tempatnya.

Baca Juga: Dongeng Anak: Sebuah Pesta Ulang Tahun

“Hei, apa ini? Bau sekali!” tanya Bibi Helda saat memeriksa kolong sofa. Ia mengacungkan sebuah sepatu bot tua dan menutup hidungnya.

“Itu sepatu kananku yang hilang!” pekik Tuan Restarick girang. 

“Sepatumu berpintu dan berjendela?” tanya Bibi Helda heran. Tuan Restarick terperangah menatap sepatu kanannya. Ya, sebab sepatu itu berpintu dan berjendela. Dan ada sisa asap mengepul di bagian atasnya yang terbuka! Cit…cit…cit… terdengar suara tikus mendecit. Selintas rombongan keluarga tikus merayap. Lalu hilang di balik lubang tembok di sudut ruangan.

“Tuh, kan, apa kubilang! Kau terlalu jorok! Sampai-sampai kau tak sadar telah bertetangga dengan tikus!” omel Bibi Helda. Tuan Restarick teringat mimpi anehnya barusan. Dia bergegas membersihkan sepatunya dan membantu Bibi Helda merapikan rumah. Uh, jangan sampai mimpi itu terulang lagi!

----

Tonton video ini, yuk!

---- 

Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.