Sate Bandeng, Kuliner Khas Banten

By Sigit Wahyu, Kamis, 19 Januari 2017 | 03:15 WIB
Sate Bandeng, Kuliner Khas Banten (Sigit Wahyu)

Pada zaman dahulu, di ujung barat Pulau Jawa ada sebuah kerajaan besar bernama Kesultanan Banten.  Kerajaan ini, selain dikenal sebagai  pusat perdagangan rempah-rempah, juga memiliki perairan dangkal yang menghasilkan ikan bandeng.

Perintah Sultan

Daging ikan bandeng dari perairan Banten terkenal gurih, pulen, dan tidak bau lumpur.  Para pedagang yang singgah di pelabuhan Banten sangat menyukainya. Namun, untuk dapat menikmati gurihnya daging bandeng, mereka harus sabar membersihkan duri-duri halus yang terselip di sela-sela daging. 

Suatu hari Sultan Banten ingin memperkenalkan daging bandeng yang lezat itu kepada tamu-tamu kerajaan dari manca negara. Sultan  meminta juru masak untuk membuat resep baru dari ikan bandeng dengan syarat duri-duri halus dalam daging ikan bandeng harus dibersihkan dulu.

Resep Baru

Para juru masak mencari cara untuk membersihkan duri-duri halus dari daging bandeng. Seorang juru masak mengusulkan agar ikan dipencet-pencet supaya dagingnya hancur. Setelah itu daging ikan dikeluarkan lewat mulut. Duri ikan pun dipatahkan dan dikeluarkan pelan-pelan sehingga ikan tinggal kulit, kepala, dan ekornya.

Daging bandeng yang sudah dikeluarkan lalu dihaluskan dan disaring sehingga duri-duri halusnya benar-benar hilang.   Setelah itu daging bandeng diulen dengan  bumbu–bumbu yang telah dihaluskan, lalu dilumatkan lagi dengan santan yang kental. Setelah itu adonan daging bandeng dimasukkan lagi ke dalam kulit bandeng. 

Sedapnya

Kulit bandeng yang sudah diisi adonan lalu dijepit dengan bilah bambu. Kini saatnya sate bandeng mulai dipanggang di atas bara api.  Beberapa menit kemudian, bau harum mulai tercium. Rasa sedapnya mulai terbawa angin. Tak lama lagi sate bandeng pun akan matang dan siap dihidangkan.

Sultan Banten yang  mencicipi sate bandeng sangat puas dengan menu baru tersebut. Sate bandeng ini rasanya gurih dan lezat. Cocok disantap dengan nasi hangat dan sambal terasi.

Sejak itu Sultan Banten memerintahkan juru masak istana agar menjamu tamu-tamu kerajaan dengan sate bandeng. Sejak itu pula, sate bandeng menjadi kuliner khas Banten khususnya di daerah Serang.

Ibu Hj Mariam

Sate bandeng sangat terkenal di Kota Serang. Salah satu sate bandeng yang cukup terkenal adalah sate bandeng buatan Ibu Hj. Mariam. Ibu Hj. Mariam membuat sate bandeng di rumahnya di Kampung Kaujon, Kota Serang.

Di rumahnya yang sederhana itu, kesibukan membuat sate bandeng pun dimulai pada pagi hari. Semua anggota keluarga bekerja. Ada yang bertugas mengaduk santan, ada yang membersihkan ikan bandeng, ada yang menyisir gula merah, ada pula yang mengupas bawang untuk bumbunya.

Dalam satu hari, Ibu Hj. Mariam membuat sekitar 160 tusuk sate bandeng. Setiap tusuk bandeng hanya terdiri satu ekor ikan bandeng ukuran sedang.

Hanya ikan bandeng yang pas untuk dibuat sate karena kulitnya tebal, lentur, dan kuat. Rasa sate bandeng, benar-benar gurih, gurih, dan gurih! Gurihnya sate bandeng ini berasal dari campuran daging dan santan yang dipadu dengan racikan bumbu-bumbu tradisional.

Kalau ke Serang, Banten, jangan lupa cicipi dulu sate bandeng khas Banten.

Sate Bandeng Hj. Maryam

Jl. Kiuju No. 63, Kaujon Tengah (Jl. TB Bakrie), Serang.

Telepon 0254 – 208360

Sate Bandeng Aliyah

Jl. Samaun Bakri, Lopang Gede Masjid, Serang.

Telepon 0811125159

Sate Bandeng Ratu

Jl. Jayadiningrat No. 25, Lontar Baru, Serang.

Telepon 0254 211804

Foto: Wisnu - Dok. Bobo