Pencuri Mawar

By Vanda Parengkuan, Minggu, 6 Mei 2018 | 11:00 WIB
()

"AAA...!!" Ota menjerit ketakutan saat anjing berbulu hitam itu berlari-lari sambil menyalak ke arahnya. Taras, Luna, dan Kiria tertawa geli sekali melihat tingkah Ota.

"Bonbin! Niiih!" Taras melemparkan semacam pil berbau amis ke arah anjing itu. Pil itu bahkan tak sempat mendarat di lantai karena Bonbin langsung melahapnya.

"Ck... Ck... Ck..., enggak pake dikunyah lagi, lo!" seru Kiria kagum.

"Memang itu apa sih, Ras? Kok, si Bonbin sampe segitu doyannya?" tanya Luna.

"Vitamin. Tapi baunya memang amis banget. Jadi Bonbin suka. Mungkin dia pikir daging," jelas Taras sambil mengusap-usap kepala anjing kampungnya itu dengan sayang.

"Ya, ampuuun! Hilang lagi!" Tiba-tiba, terdengar suara kelihan dari balik semak-semak.

Geng LOTRIA berpandangan. Mereka segera menyibak semak-semak yang menghalangi pandangan mereka. Tampak seorang wanita anggun berkacamata. Wajahnya yang kini sedang muram itu sangat mirip dengan Taras.

"Mama? Kenapa?" tanya Taras heran.

"Sore, Tante," dengan kompak Geng LOTRIA yang lain memberi salam.

Mama Taras tersenyum dan mengangguk sekilas. Kemudian menjawab, "Bunga mawar Mama, Ras! Hilang lagi! Sudah tiga hari berturut-turut selalu hilang sekuntum-sekuntum."

Kening Geng LOTRIA langsung berkerut heran. Rumpun bunga mawar itu terletak di tengah-tengah halaman rumah Taras yang super luas. Tak mungkin orang luar yang mengambilnya.

***