Pengarang Kecil yang Kecewa

By Sylvana Toemon, Jumat, 18 Mei 2018 | 05:00 WIB
Pengarang Kecil yang Kecewa (Sylvana Toemon)

Mirah dengan judul "Laut yang Penuh Rahasia"

Gunawan dengan judul "Aku Pedagang Cilik"

Lusi yang duduk di dekat Lala berbisik, "Karyamu tidak masuk, mungkin terselip."

Lala masih bingung. Rasanya seperti tak percaya. Namanya tidak disebut. Ketika itulah sebuah penggaris mendarat ringan di bahunya dan terdengar suara Kristin di belakangnya, "Tanyakan pada Pak Awang, La!"

Para pemenang mendapat hadiah dan membacakan karya masing-masing. Pak Awang memberikan komentar dan pujian. Namun, Lala sudah tidak bisa berkonsentrasi. Hatinya diliputi kekecewaan.

Padahal karya kawan-kawannya itu sangat menarik. Gunawan menceritakan bagaimana ia berjualan stiker, Santi mengupas tentang nenek tua yang kesepian di Panti Werdha dan akhirnya Santi memutuskan untuk menjenguknya dua minggu sekali walaupun nenek itu bukan nenek kandungnya. Keke menceritakan bagaimana dompetnya jatuh dan anak gelandangan mengembalikannya. Mirah bercerita tentang kekayaan laut dan Reno menganjurkan anak-anak membuat sumur resapan secara sederhana.

Ketika bel pulang berbunyi dan anak-anak berhamburan pulang, Lala menemui Pak Awang dan menanyakan mengapa karangannya tidak termasuk dalam lima karya terbaik.

"Karanganmu bagus, Lala, tapi Bapak harus memilih lima karya. Dan topik yang kamu angkat tentang ibu sakit sudah sering ditulis. Bukan tidak boleh, tapi harus ada sesuatu yang lain tentang ibu sakit yang menarik hati pembaca. Bukan hanya sekedar kamu merawat dan membelikan bunga," demikian kata Pak Awang.

"Apakah saya tidak berbakat mengarang, Pak? Sebenarnya saya ingin jadi pengarang!" tanya Lala.

"Bakat hanya 10 persen, Lala. Yang 90 persen adalah usaha dan kerja keras. Untuk menjadi pengarang perlu banyak membaca, mengamati, belajardari karya orang lain, belajar ketrampilan, dan terus berlatih. Semua butuh waktu, perlu proses.      Teruslah berusaha, Bapak yakin kamu akan berhasil," Pak Awang memberi semangat.

Lala mengucapkan terima kasih. Ia pulang ke rumah dan mendapati sebuah amplop besar dari majalah anak anak. Lala membukanya dan  mendapati empat buah karangannya ditolak, tak bisa dimuat di majalah.

Lengkaplah sudah kekecewaan Lala.