"Anak beli hamburger juga?" tanyanya.
Yuli tersentak dari lamunannya. Mereka berkenalan. Yuli mendapat kartu nama Oma Nani. Ia tinggal tak jauh dari rumah Yuli, teapi tak saling kenal. Ya begitulah, masing-masing tinggal di jalan raya dan sibuk dengan urusan sendiri-sendiri.
"Yuli suka olahraga apa?" tanya Oma Nani.
"Kadang-kadang ikut berenang. Tapi sebetulnya saya tidak begitu suka berenang! Cuma karena Ayah, Ibu, Kakak, dan Adik suka berolahraga. Jadi tiap Sabtu saya datang ke sini!" jawab Yuli.
"Saya juga tidak suka olahraga!" kata Oma Nani.
Jawaban itu sangat mengejutkan Yuli.
"Jadi mengapa Oma Nani ada di sini?" tanya Yuli heran.
Oma Nani tertawa. Walaupun usianya sudah lima puluhan dan ada kerut merut di wajahnya, tawanya masih manis. Benar-benar orang tua yang berbahagia.
"Seorang kawanku sangat bangga akan cucunya yang pandai bermain bulutangkis. Itu, Io, Rini Kusmanto. Jadi ia mengundangku untuk menonton. Nah, untuk menghormati kawan, Oma Nani datang ke sini. Tak apalah sekali-sekali!" Oma Nani menjelaskan.
Yuli senyum kecut. Ya, sekali-sekali, sih, tak apa-apa. Tapi, kalau tiap minggu berada di ternpat yang kita tidak sukai, wah sengsara juga, ya.
"Jadi minggu depan Oma tidak ke sini lagi?" tanya Yuli menegaskan.
“Tidak, banyak hal menarik yang akan Oma lakukan. Oma lihat Yuli bosan berada di sini. Bagaimana kalau Sabtu depan ke rumah Oma? Kita akan bercakap-cakap dan melakukan hal-hal yang menarik. Tahu, kan, rumah Oma? Itu, Io, yang kecil yang ada kotak posnya warna-warni!" ajak Oma Nani.