Bayangan dan Kenyataan

By Sylvana Toemon, Senin, 14 Mei 2018 | 10:00 WIB
Bayangan dan Kenyataan (Sylvana Toemon)

Anik dan kedua kawannya, Nuni dan Ida, bercakap-cakap di rumah Anik. Mereka baru saja melihat foto-foto yang disusun rapi di album.

"Jadi, besok kamu berangkat ke Jakarta?" tanya Ida.

"Ya, aku ikut Mang Udin pedagang jeruk. la biasa berdagang di kereta Karawang - Jakarta. Nanti sampai stasiun Kemayoran, Kak Endah akan menjemputku!" Anik menjawab dengan wajah berseri-seri.

"Oh, beruntung benar kamu. Libur Cawu I ini bisa menginap di Jakarta. Coba kalau aku boleh ikut!" kata Ida.

"Aku pernah ke Jakarta, ke Dufan, tapi tidak menginap!" kata Nuni. "Kali lain, kalau libur sekolah lagi mungkin kamu bisa ikut! Akan kutanyakan pada Kak Endah," kata Anik.

"Kalau dilihat dari foto-fotonya, Kak Endah hebat, ya!" komentar Nuni.

"la kuliah di Jakarta! Sudah semester enam. Sebentar lagi jadi ahli ekonomi!" Anik menjelaskan dengan bangga. Lalu ia membuka album foto.

"Ini Kak Endah sedang menjaga pameran!" Anik menunjukkan foto gadis manis berseragam. "Ini foto di depan kampus. Kak Endah bertiga dengan kawan-kawannya."

"Ini Kak Endah sedang masak di dapur!" kata Anik. "Gaya, masak pakai celemek!"

"Wow, mewah benar dapurnya. Kakakmu tinggal di mana?" tanya Ida.

"Katanya di rumah kontrakan!" jawab Anik.

Ada juga foto Kak Endah di taman bunga, di kamar yang mewah, di halaman rumah dekat kolam renang dan beberapa foto close-up dengan beberapa macam gaya. Mirip bintang film atau pemain sinetron.