Luwak, si Pemencar Biji

By Sigit Wahyu, Jumat, 12 Mei 2017 | 08:00 WIB
Luwak dipelihara untuk menghasilkan biji kopi luwak. (Sigit Wahyu)

Luwak, meskipun namanya cukup dikenal, tak banyak orang yang pernah melihat sosok binatang omnivora (pemakan segala ) ini. Selain karena gerakannya super gesit dan lihai bersembunyi, hewan nocturnal (aktif di malam hari) ini jarang sekali keluar sarang pada siang hari. 

Hama

Penduduk desa dekat hutan umumnya mengenal luwak sebagai hama karena sering makan anak ayam. Padahal, yang mereka sangka luwak sebetulnya adalah musang. Luwak dan musang memang hampir sama. Luwak adalah salah satu jenis musang dengan nama ilmiah Paradoxurus hermaphrodites.

Suka buah-buahan

Sepintas, bentuk luwak mirip tupai, tapi ukurannya cukup besar. Panjang tubuhnya sekitar 50 cm dengan ekor sekitar 45 cm. Bulunya kecokelatan dengan moncong dan ekor kehitaman.

Meskipun suka memangsa telur, serangga, dan  hewan-hewan kecil, luwak lebih doyan makan buah-buahan. Buah-buahan favoritnya, antara lain buah aren (kolang-kaling), kopi, rambutan, duku, nangka, dan lainnya.

Pemencar biji

Luwak punya kebiasaan makan buah-buahan dengan terburu-buru dan langsung menelan bijinya. Di dalam perut luwak, biji buah-buahan ini tidak bisa dicerna. Pencernaan luwak hanya bisa menghancurkan kulit dan daging buah. Sedangkan bijinya akan keluar bersama kotoran.

Biji-biji buah yang dikeluarkan bersama kotoran itu akan tumbuh menjadi benih-benih pohon baru. Oleh sebab itu, luwak dikenal sebagai pemencar biji atau penyebar bibit pohon baru di hutan.

Bibit enau

Salah satu bibit pohon yang tergantung dari luwak adalah bibit pohon aren atau enau. Menurut penelitian, buah aren yang sudah tua yang sudah melewati perut luwak akan segera berkecambah dan tumbuh menjadi bibit pohon aren.

Kenapa? Ternyata, di dalam pencernaan luwak terdapat zat tertentu yang dapat memicu pertumbuhan bakal tunas biji aren. Biji aren akan tumbuh di tempat-tempat dimana luwak membuang kotorannya.