Bunyi Klok Klok di Jalan Sunyi

By Sylvana Toemon, Kamis, 5 April 2018 | 10:00 WIB
Bunyi Klok Klok di Jalan Sunyi (Sylvana Toemon)

Pak Tua menyodorkan stoples dan Mia mengambil tiga buah permen.

"Pak, coba tolong lihat. Apakah di sana ada orang? Tadi waktu aku berjalan, terdengar bunyi klok klok klok yang aneh!" Mia minta tolong.

Bersama penjual rokok, Mia lalu turun ke jalan aspal, menengok ke arah yang sudah dilalui Mia tadi. Pak Tua menyipitkan matanya agar bisa melihat lebih jelas. Mia sendiri tidak melihat siapa-siapa. Hanya jalan yang sunyi dan warna aspal yang semakin gelap.

"Tidak ada orang, Neng. Memang sepi di sini!" kata Pak Tua.

"Aneh," gumam Mia.

"Jelas sekali aku mendengar langkah klok klok klok yang membuntutiku," ujar Mia lirih.

"Apakah di jalan ini ada setannya?"

"Setan? Ah, si Neng ada-ada saja! Kalau hati kita baik dan bersih, tidak suka jahat, Tuhan pasti lindungi kita!" jawab Pak Tua.

Mia pamit dan berjalan lagi. Lagi-lagi bunyi klok klok klok itu mengikuti. Hari sudah semakin gelap. Rumah-rumah di tepi jalan mulai menyalakan lampu. Tiba-tiba timbul keberanian di hatinya.

“Sekarang aku mau melihat siapa yang membuntutiku!" gumam Mia.

Ia pun menengok. Olala! Pemilik bunyi klok klok klok itu mendekat. Mia mengamatinya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Pemilik bunyi klok klok klok itu tersenyum. Tapi, Mia menjadi marah.

"Mau apa kamu menakut-nakutiku? Klok klok klok bunyi bakiakmu itu membuatku takut! Kenapa membuntutiku? Kulaporkan polisi, tahu rasa kamu!"