Pahlawan Idola

By Sylvana Toemon, Selasa, 13 Maret 2018 | 05:00 WIB
Pahlawan idola (Sylvana Toemon)

Adit termenung memikirkan kata-kata yang baru saja disampaikan Pak Anton. Pahlawan idola? Siapa, ya, pahlawan idolaku? Adit mengacungkan jarinya.

"Pak Anton... saya mau tanya. Kalau idola saya Tarzan, apa saya juga harus bercerita sambii memakai kostum Tarzan di depan kelas?"

Tentu saja teman-temannya tertawa mendengar pertanyaan nakal Adit.

Pak Anton yang berkumis tipis dengan tahi lalat di pelipis kanannya itu membetulkan letak kacamatanya. Ia ikut tertawa.

"Ah, kamu ada-ada saja, Dit. Tapi, boleh juga idemu itu."

Rupanya pembicaraan tentang pahlawan idola terus berlanjut hingga sore hari ketika anak-anak berkumpul di lapangan sepak bola.

"Aku mau pakai kostum Zorro," kata Bayu sambil meneguk minumannya. "Kostum Zorro kan tinggal pakai topeng, topi, dan pedang, pasti asyik!"

Rudi menimpali. "Kalau aku ingin pakai kostum Robin Hood. Dia, kan, pahlawan pembela kaum miskin."

"Kamu mau pakai kostum apa, Dit?" tanya Romi.

Adit kelihatan bingung. "Aduh, apa, ya? Belum terpikir, nih!"

"Pakai kostum kodok saja!" usul Bambang asal-asalan. "Kamu kan bisa mengidolakan Pangeran Kodok, Dit. Siapa tahu bisa menjelma jadi pangeran tampan dan rupawan." Teman-temannya tertawa.

****