Pisang Lompat Tali

By Sylvana Toemon, Selasa, 10 April 2018 | 10:00 WIB
Pisang lompat tali (Sylvana Toemon)

Fio memutar-mutar bola matanya untuk menggoda Chessa. Tentu saja Chessa makin penasaran. “Anak-anak harus kompak,” kata Fio misterius.

Huuh, Chessa kesal. Masalah ini sudah membuatnya capek. Sekarang, Fio malah ikut-ikutan mempermainkannya.

Chessa menghentakkan nafasnya lalu berlari meninggalkan Fio penuh kekesalan. Chessa marah pada Fio. Pagi sebelum pelajaran olah raga berikutnya, perut Chessa mulas. Dengan kesal, dilemparnya baju kuning yang disiapkan mamanya.

Chessa memilih mengaduk-aduk lemari mencari baju olahraga lamanya yang kekecilan.

“Ini dia!” seru Chessa sambil menarik kaos warna biru dan celana hitam dari sela tumpukan baju. Chessa menjejalkannya ke dalam tas, ketika tiba-tiba matanya menangkap sesuatu yang membuatnya shock berat.

“Mamaaa!” jerit Chessa histeris.

“Kenapa baju olahragaku bolong?” Air mata Chessa mulai menitik.

“Wah, mungkin Mbak Rara teledor waktu menyetrika. Kamu, kan, sudah beli yang baru. Kenapa enggak bawa yang baru?” tanya Mama Chessa heran.

Perasaan Chessa campur aduk. Mama selalu mendidiknya untuk jadi anak perempuan yang tangguh. Mama enggak mungkin mau mengerti dengan ejekan pisang lompat tali yang diterimanya.

Waktu semakin mendesak. Mama mulai tidak sabar.

“Ayo Chessa, jangan seperti anak kecil! Mama hampir terlambat, nih!”

Sambil mengusap air matanya, Chessa mengambil kembali baju olah raga barunya yang berwarna kuning dan memasukkannya ke dalam tas. Kali ini Chessa pasrah. Chessa terpaksa harus menyerah pada Lica. Seperti nasehat Mama, Chessa harus tangguh. Chessa harus tahan menghadapi ejekan pisang lompat tali. Yang pasti, Chessa tidak boleh menangis. Chessa sudah bertekad bulat!

Tapi, hei, apa itu? Mata Chessa terbelalak waktu keluar dari ruang ganti. Pisang lompat tali bertebaran di mana-mana.

“Mau gabung dengan klub Pisang Lompat Tali?” tanya Fio genit.

Chessa sampai enggak bisa ngomong apa-apa. Dia cuma bisa menatap Fio. Lalu keduanya cekikikan. Chessa geli melihat teman-temannya beramai-ramai memakai baju olah raga warna kuning seperti yang dipakainya.

“Lica, kamu juga mau bergabung dengan klub Pisang Lompat Tali?” tawar Fio sambil mengedipkan mata.

Gluk! Lica hanya bisa menelan ludah. Satu sama untuk Lica!

Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Veronica Widyastuti