Laguna Sihir

By Sylvana Toemon, Selasa, 27 Maret 2018 | 12:00 WIB
Laguna Sihir (Sylvana Toemon)

Ada sebuah laguna berair panas di dekat teluk. Meskipun musim dingin, uapnya tetap berhembus seperti kabut. Hanya monyet-monyet yang berendam di situ. Konon mereka adalah para pencuri dan perampok yang tercebur ke dalam laguna. Bila kau berhati jahat, air panas laguna akan menyihirmu menjadi monyet. Laguna itu dinamai Laguna Sihir.

Setiap hari laguna itu kulintasi bila pergi ke rumah KakekTeta. Aku membantu Kakek Teta merawat kebun jeruknya yang luas. Kutabung sebagian upah yang kuterima. Aku ingin membawa ibuku ke dokter. Sering kudengar batuknya yang tak henti-henti pada malam-malam yang dingin.

Suatu hari hasil panen lebih banyak daripada sebelumnya. Kakek Teta memberiku sekantong penuh jeruk untuk dibawa pulang. Dengan ransel yang menggelembung di punggung, kukendarai sepeda dengan hati senang. Sayup-sayup kudengar teriakan dari arah laguna.

Aku berhenti dan menoleh. Dari dalam laguna, seekor monyet yang sedang berendam melambaikan tangan. Dengan penasaran kuarahkan sepeda ke tepi laguna.

"Anak Muda, apa yang kaubawa di punggungmu?"

"Jeruk dari Kakek Teta," jawabku.

"Beri aku sebuah," rengek monyet itu.

"Kalau tidak, aku akan mencurinya dari kebun kakekmu."

"Dasar pencuri! Kalau kau lakukan, aku akan memukulmu keras-keras!"Tapi kulemparkan sebutir jeruk ke arahnya.

"Untukku satu!" seekor monyet lain mendekat.

"Kalau tidak, aku akan membunuhmu."

“Aku tak takut! Aku dua kali lebih kuat darimu!" tukasku galak. Tapi kuberi juga dia sebuah.