Pohon Kesayangan

By Putri Puspita, Senin, 5 Juni 2017 | 07:35 WIB
Pohon kesayangan (Putri Puspita)

Aku suka sekali jalan-jalan bersama kakek. Biasanya kakek selalu mengajakku ke kuil, taman, kebun, atau ke pasar tumbuhan. Tempat favoritku adalah pasar tumbuhan.

Minggu ini aku kembali berlibur di tempat kakek. Aku sangat senang bisa berlibur bersama lagi.

“Nah, kita akan menanam pohon yah besok,” kata Kakek kepadaku.

“Iya, siap Kek!” kataku senang.

“Kita beli dulu bibitnya yaah,” kata Kakek.

“Ke pasar tumbuhan Kek?” tanyaku.

Kakek mengangguk dan aku sangat girang sampai melompat-lompat. Aku tidak sabar untuk melihat banyak sekali tumbuhan di pasar.

Pagi itu pukul 05.00 kami mulai berangkat dengan sepeda. Pergi dengan kakek memang sering menggunakan sepeda. Saat aku masih kelas 3 SD, kakek akan memboncengku di belakang, sedangkan sekarang, ia mengizinkanku untuk mengayuh sepedaku sendiri.

Di pasar tumbuhan ada berbagai macam tumbuhan, ada yang sudah berbuah, ada juga yang masih berupa biji. Kami berjalan di sepanjang pasar sambil melihat-lihat. Kakek menunjuk toko kecil di sebelah kiri sebagai isyarat kalau kita akan masuk.

“Halo Kek!” sapa pemilik toko.

Kakek langsung tersenyum dan berjabat tangan dengannya.

“Kenalkan, ini cucu saya namanya Angga,” kata Kakek sambil mengamit tanganku untuk bersalaman.

“Ini adalah langganan kakek kalau membeli bibit,” bisik kakek padaku. Aku pun mengangguk.