Lintas Barat Sumatera, Kota Agung - Krui

By Sigit Wahyu, Rabu, 21 Juni 2017 | 05:15 WIB
Memasuki gerbang Taman Nasional Bukit Barisan. Foto: Sigit Wahyu | Bobo.ID (Sigit Wahyu)

4. Di beberapa tempat, petugas pemungut iuran atau pengumpul dana sering memasang tong di tengah jalan dan memalang jalan dengan kayu agar kendaraan berjalan pelan. Pada hari raya Idul Fitri, petugas yang memungut dana bertambah dan kebanyakan mengenakan topeng yang disebut Topeng Sekura.

5. Ada beberapa titik rawan kejahatan di ruas-ruas jalan yang sepi. Untuk itu dihimbau untuk tidak berkendara sendirian. Labih baik berkendara bareng-bareng atau beriringan dan jangan berhenti sembarangan.

6. Citra buruk kartu merah pada ruas ini diperkuat dengan peringatan warga lokal untuk berhati-hati dan tidak berhenti di warung makan sembarangan. Alasannya, di warung makan sering ada orang yang nongkrong dan bertindak sebagai informan penjahat.

Meskipun menyandang kartu merah, sepanjang jalan di ruas ini kita bisa menikmati pemandangan nan elok berupa rumah-rumah panggung peninggalan zaman dulu.

Tempat pemberhentian paling aman dan nyaman adalah di Masjid Imaduddin yang terletak di Way Kerap. Di sini, selain tempat parkirnya luas dan kamar mandinya banyak, pengurus masjid juga menyediakan kopi, gula, teh, dan air panas gratis.

Ruas Sedayu – Bengkunat : Kartu Kuning

Ruas ini adalah jalan raya yang paling menantang dan pantas mendapat status kartu kuning. Pengendara mobil dan sepeda motor dihimbau hati-hati dan waspada di ruas jalan ini.

Sedayu adalah sebuah desa yang terletak di kaki sebelah timur pegunungan Bukit Barisan. Sedangkan Bengkunat terletak di kaki sebelah barat pegunungan Bukit Barisan.

Berikut ini beberapa alasan mengapa ruas jalan ini mendapat status kartu kuning.

1. Jalan ini memotong hutan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Kita harus waspada karena di pinggir jalan kadang ada pohon tumbang yang belum disingkirkan oleh petugas. Selain itu, kadang ada hewan liar seperti monyet, babi hutan, atau ular yang menyeberang jalan.

2. Kondisi jalan bervariasi. Ada yang berkelok-kelok, ada yang naik turun bukit. Keadaan jalan relatif bagus, meski ada beberapa titik jalan yang rusak dan belum ditambal.

3. Jalanan sangat sepi. Yang terdengar hanya bunyi serangga pohon “tongeret” atau suara-suara teriakan monyet di kejauhan. Sebaiknya hindari berkendaraan malam hari, karena suasana gelap gulita dan sepi di dalam hutan akan membuat kita merinding.