Hari yang Menegangkan

By Putri Puspita, Selasa, 11 Juli 2017 | 10:57 WIB
Hari yang Menegangkan (Putri Puspita)

Puspita baru sampai di rumah Bu Guru Suka pagi itu. Hari yang menegangkan untuk Puspita karena ia akan mengikuti lomba sinopsis tingkat Kota Denpasar. Hari-hari sebelumnya, Puspita sudah dilatih oleh Bu Guru Suka untuk bisa menulis sinopsis. Walaupun Bu Suka tidak menuntut untuk mendapatkan juara, tetapi Puspita sangat ingin memberikan piala untuk sekolahnya.

“Kamu pasti bisa!” kata Bapak memberi semangat. Puspita mengangguk dan mencium tangan Bapak.

“Bapak pulang dulu ya,” kata Bapak. Motor Bapak pun melaju meninggalkan Puspita di depan gerbang kecil rumah Bu Suka. Di sana, sudah ada Bu Suka dan anak pertamanya yang menyiapkan mobil. Seperti biasa, kalau ada yang mewakili sekolah untuk lomba yang lokasinya agak jauh, pasti diantarkan oleh mobil Bu Suka.

Mobil pun melaju meninggalkan rumah Bu Suka. Puspita masih mematung karena ia memang sangat gugup.

“Kok, bengong?” tanya Bu Suka.

“Hehehe, enggak apa-apa Bu,” jawab Puspita.

“Kan sudah berlatih. Kamu pasti bisa. Lagi pula kita masih punya waktu 1 jam, paling 30 menit lagi kita sampai di sana. Kamu bisa menenangkan diri 30 menit kemudian,” kata Bu Suka seperti membaca perasaan gugup Puspita.

Bu Suka menyadari bahwa lomba ini memang sangat menantang untuk kelas 5 SD. Tiap peserta akan diberikan waktu dua jam untuk membaca sebuah buku cerita yang cukup tebal. Lalu satu jam berikutnya, peserta harus menulis sinopsis pada lembar kertas yang dibagikan. Bukan hanya itu, nantinya akan ada waktu tanya jawab antara para juri dan peserta tentang buku yang dibuatkan sinopsis itu. Sampai hari-H lomba, peserta tidak akan tahu buku apa yang akan dibagikan.

Tak terasa, Bu Suka dan Puspita sampai di Dinas Pendidikan Kota Denpasar, di Jalan Mawar. Perasaan Puspita semakin bercampur aduk. Bu Suka dan Puspita melambaikan tangan kepada Kak Ade yang telah mengantar. Mereka pun menyeberang ke arah dinas.

Tak seperti biasanya, kantor dinas begitu sepi pagi itu. Ruangan yang tertera di surat undangan pun kosong. Bu Suka segera mencari petugas di ruangan lain.

“Pak, lomba sinopsis di ruangan mana, ya?” tanya Bu Suka.

“Lomba sinopsis?” tanya Bapak itu dengan wajah bingung.