"Sekarang aku sudah menguasai semua ilmu itu, Ibu!" serunya.
"Masuklah dan akan engkau buktikan," kata ibunya.
Diberinya anaknya kertas, tinta dan kuas. Lampu dipadamkan. Belum sempat ibunya menemui anaknya, terdengar panggilan.
"Ibu, lampu dapat Ibu nyalakan," seru Can Syek Bong.
Di bawah sinar lampu diperiksanya tulisan anaknya. Semua cantik dan sama rata, tak ada yang jelek atau miring.
“Tulisanmu bagus, anakku...." kata sang Ibu.
Can Syek Bong terharu, lalu sujud menyentuh kaki ibunya. Keduanya bertangis-tangisan karena rasa rindu dan haru setelah berpisah.
Tahun demi tahu berlaiu. Can Syek Bong menjadi sarjana yang sangat termasyhur. Dan bila ada yang bertanya bagaimana ia bisa menjadi begitu pandai, ia akan selalu menjawab, “Karena kue serabi yang dibuat ibuku di dalam gelap gulita. Itulah yang membuat aku berhasil seperti sekarang ini."
Sumber: Arsip Bobo.