Piros Naga dan Tiga Prajurit

By Vanda Parengkuan, Sabtu, 5 Mei 2018 | 12:00 WIB
Naga Piros dan Tiga Prajurid (Vanda Parengkuan)

Piros mengangguk. Ia lalu berkata, “Kalau kalian mau jadi pelayanku, aku akan memberi kalian kekayaan. Tapi pada tahun ketujuh, kalian akan jadi makan siangku. Kalau kalian setuju, aku akan membawa kalian pergi dari sini!”

Nandor, Hunor, dan Gergo terpaksa mengangguk setuju karena tak punya pilihan lain. Piros lalu mencengkeram mereka dengan cakarnya, dan membawa mereka terbang pergi dari tempat itu. Ia lalu menurunkan mereka di sebuah kastil tua di sebuah desa.

Sebelum pergi, Piros memberi mereka sebuah cambuk ajaib.

“Pecutlah cambuk ini ke udara, maka akan muncul uang sebanyak yang kalian mau. Tapi ingatlah! Pada tahun ketujuh, aku akan datang ke sini lagi mengambil kalian!”

Piros lalu memberi mereka sehelai kertas perjanjian. Ketiga prajurit itu menandatangani kertas perjanjian itu. Naga itu lalu berkata lagi,

“Tujuh tahun depan, aku punya teka-teki untuk kalian. Jika bisa menjawabnya, maka kalian akan terbebas dari perjanjian ini.” Piros kemudian terbang menjauh.

Untuk sementara, Nandor, Hunor, dan Gergo merasa lega. Mereka lalu mencoba cambuk ajaib pemberian Piros. Ternyata benar... Setiap mereka memecut cambuk itu ke udara, keluarlah berlimpah uang. Mereka bisa membeli pakaian, kereta kuda, dan berkeliling ke berbagai negara. Tentu saja, mereka juga harus mengurusi kastil sang Piros.   

Waktu ternyata berlalu begitu cepat. Tak terasa, tujuh tahun pun hampir berakhir. Nandor dan Hunor mulai ketakutan karena mereka akan menjadi santapan Piros. Namun, Gergo tetap penuh semangat.

“Jangan takut teman-temanku. Kita pasti bisa menebak teka-teki dari Piros. Kita pasti mendapat jalan keluar!”

Mereka lalu pergi ke padang rumput desa dan duduk merenung. Saat itu, lewatlah seorang nenek tua renta.

“Hei anak-anak muda… Mengapa kalian begitu sedih?” sapa nenek itu.

“Percuma saja aku jelaskan, Nek… Nenek tak akan bisa menolong kami,” kata Hunor.