Piros Naga dan Tiga Prajurit

By Vanda Parengkuan, Sabtu, 5 Mei 2018 | 12:00 WIB
Naga Piros dan Tiga Prajurid (Vanda Parengkuan)

“Siapa tahu aku bisa membantu. Coba ceritakan masalah kalian…” kata nenek itu lagi.

Mereka lalu bercerita kalau mereka adalah pelayan di kastil Piros. Namun di tahun ketujuh itu, mereka akan dimakan Piros, kecuali mereka bisa menebak teka-tekinya.

Nenek itu lalu berkata, “Kalau kalian ingin selamat, salah satu dari kalian harus masuk ke dalam hutan. Di sana, kalian akan menemukan sebuah rumah kecil dari bongkahan batu. Masuklah kesana. Kalian akan menemukan pertolongan di sana.”

Hunor dan Nandor hanya menghembus napas putus asa. “Tidak mungkin ada orang yang bisa menyelamatkan kami bertiga!”

Untunglah, Gergo tetap bersemangat. Ia berterima kasih pada si nenek, dan berlari riang masuk ke dalam hutan. Di sana, ia menemukan gubuk dari bongkahan batu. Pintu gubuk itu terbuka, dan keluarlah naga betina yang sudah tua. Ternyata, itu adalah nenek dari Piros, si naga merah.

Gergo sangat terkejut. Namun, nenek Piros sangat ramah menyambut Gergo. Gergo pun menceritakan masalahnya.

Nenek Piros merasa iba pada Gergo dan kedua temannya. Ia juga kagum akan keberanian Gergo. Ia berjanji akan menolong mereka. Nenek Piros lalu mengangkat sebuah batu besar yang terbentang di lantai. Di bawahnya, tampak ruang di bawah tanah.  

“Bersembunyilah di bawah sana dan jangan bergerak. Kamu bisa mendengar semua yang diucapkan cucuku di ruangan ini. Saat dia datang, saya akan bertanya kepadanya, apa teka-tekinya itu. Dengarkanlah baik-baik apa jawabannya.”

Pada tengah malam, Piros masuk ke dalam rumah. Ia baru saja terbang keliling dunia dan merasa lapar. Neneknya mengeluarkan semua makanan dan minuman. Mereka berdua lalu makan malam sampai puas sambil bercakap. Nenek  bertanya pada Piros, sudah berapa manusia yang ia dapatkan hari itu.

"Saya tidak beruntung hari ini, Nek,” katanya. “Untunglah saya masih punya santapan tiga prajurit!” kata Piros si naga merah.  

“Wah, ada di mana mereka? Apa mereka bisa bebas?” tanya nenek Piros.

 "Mereka tidak mungkin bebas. Karena aku memberi mereka satu teka-teki yang tidak bisa mereka tebak."