Ke Mana Perginya Bintang-Bintang Desa Terreno? (Bagian 1)

By Putri Puspita, Rabu, 2 Agustus 2017 | 02:00 WIB
Bintang-Bintang. Ilustrasi: picdn.net (Putri Puspita)

Hari cerah, Desa Terreno pun hidup seperti biasanya, ada yang bekerja, ada yang diam di rumah, dan banyak lagi kegiatan yang lain. Namun, ada satu hal yang pasti di Desa Terreno, yaitu anak-anak riang gembira bermain di sudut manapun dari desa sejahtera ini. Desa Terreno memang begitu indah. Setiap sudutnya dibuat seperti arena bermain anak-anak.

Anak akan bangun pagi-pagi sebelum matahari terbit. Lalu membuka jendela kamar melihat indahnya matahari terbit atau pergi ke halaman untuk menikmati hangatnya matahari. Anak-anak akan pergi bermain ke pasar sekaligus membelikan para ibu bahan makanan. Semuanya tersenyum, semuanya tertawa. Jika bertemu, mereka saling sapa.

Ketika hari memasuki siang, anak-anak akan tidur di dalam rumah setelah menikmati hidangan lezat dari dapur. Jika sudah bangun, mereka akan pergi ke taman, duduk di bawah pohon menunggu guru-guru datang dan berbagi cerita. Siapa gurunya? Siapa saja boleh, kadang kakek nenek mereka sendiri. Anak-anak di Desa Terreno sangat suka mendengar cerita.

Ketika sore menjelang matahari terbenam, anak-anak akan pulang ke rumah, mandi, dan menikmati santapan dari dapur. Sudah malam? Anak-anak dengan orang tua akan duduk di depan rumah dan melihat bintang-bintang sambil bercerita sampai mengantuk. Kadang terdengar juga cerita atau tawa dari rumah sebelah. Semuanya suka melihat bintang-bintang saat malam.

Tunggu…

Ada yang berbeda malam ini. Ketika semua rakyat Desa Terreno sudah keluar dari rumah, mereka tak melihat satupun bintang di langit.

“Bunda, kenapa langitnya kosong? Ke mana perginya bintang-bintang?” tanya seorang anak.

Bunda pun menggeleng, tidak bisa menjawab. Bunda menengok ke arah Ayah. Sayangnya, Ayah juga menggeleng.

“Ini bukan musim hujan, tidak mungkin langit tanpa bintang,” kata Ayah.

“Walaupun langit mendung, biasanya satu dua bintang tetap terlihat,” jawab Ibu. Ayah pun mengangguk.

Ini pertama kalinya langit Desa Terreno tidak berbintang. Para Ayah segera berkumpul untuk mendiskusi penyebabnya. Anak-anak dan para ibu kembali ke dalam rumah untuk beristirahat.

Walaupun sudah berkumpul, tak ada satupun Ayah yang bisa memberi jawaban kemana perginya bintang-bintang. Seorang Ayah yang sejak tadi sibuk membaca buku besar legenda desa tiba-tiba berseru.

“Past ada pencuri bintang!” katanya.