“Bagaimana dengan lukisan kita?” tanya Datuk.
Datuk, Runi, dan Rudi langsung melihat ke arah lukisan yang mereka lukis bersama itu. Bentuknya bertambah kacau. Apalagi setelah terkena cat yang ditumpahkan Datuk.
“Bagaimana kalau Rudi saja yang melanjutkan melukisnya?” usul Runi.
“Setuju. Sementara itu, Datuk akan bercerita,” sambut Datuk.
“Horeee,” sorak Runi dan Rudi serempak.
Datuk bercerita tentang masa kecilnya. Sebagai anak tunggal, Datuk sering kesepian di rumah. Datuk sering bermain ke luar rumah saat sore hari. Ia bersama teman-temannya bermain di sawah dan sungai kecil dekat rumah. Datuk menutup ceritanya dengan mengajak Runi dan Rudi main ke kebun. Mereka bermain bersama dengan gembira walaupun tanpa alat permainan yang canggih.
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Sylvana Hamaring Toemon.