Malam ini Tania duduk di atas ranjangnya lama sekali. Ia baru saja menulis kerinduan di buku harian. Ia rindu pada adiknya, Nana. Tania diterima di sebuah SMP dengan fasilitas asrama gratis. Hal ini mendorong Tania memutuskan untuk tinggal di asrama, sekaligus meringankan beban kedua orang tuanya.
Salah satu pengalaman yang ia rindukan adalah saat berbagi makanan berdua dengan Nana.
---
Waktu itu, Nana ingin sekali makan sereal coklat dengan susu putih. Namun, Nana kecil tidak punya uang. Ia hanya duduk di depan rumah melihat sereal yang menggantung di warung depan.
Tania tahu kalau adiknya ingin makan sereal dan susu. Ia langsung teringat mengenai uang yang tadi ia terima dari Ibu kantin karena telah membantu mencuci termos. Uang itu bisa dipakai beli sereal.
“Nana, sebentar lagi hujan. Ayo masuk,” kata Tania.
Nana pun menurut walaupun rasanya masih berat meninggalkan rencengan sereal yang tergantung.
Tania cepat-cepat berlari ke warung. Ia berniat membeli dua bungkus kecil sereal yang harganya lima ratusan, lalu susu bubuk bungkus kecil.
“Oh, harganya seribu, ya, Bu, Tania pikir lima ratus. Ya sudah Bu, satu bungkus saja,” kata Tania. Ia agak sedih karena harga sereal sudah naik dan uangnya kurang jika membeli dua.
Hujan turun rintik-rintik, dengan setengah berlari, Tania kembali ke rumah. Ia segera masuk dapur agar tidak dilihat oleh Nana yang sedang membaca majalah bekas yang dibeli Bapak di pasar. Tania menyeduh susu lalu mencampurnya dengan sereal coklat di dalam mangkuk.
Tania membawa mangkuk itu ke dekat Nana.
“Nana, lihat ini kakak bawa apa?” kata Tania.
Mata Nana melebar karena kaget. Ia sangat senang melihat semangkuk sereal dengan susu putih.