Misteri Surat Perpisahan

By Vanda Parengkuan, Selasa, 8 Mei 2018 | 13:00 WIB
Misteri Surat Perpisahan (Vanda Parengkuan)

"Ota... Ota...itu sih bukannya terpaksa! Tapi emang maunya!" celetuk Kiria sambil tertawa geli.

"Sudah! Sudah! Ini gawat banget, nih!" sela Taras.

Sepasang matanya yang tersembunyi di balik kaca mata menatap surat di tangannya itu dengan sangat serius. Taras mengusap dagunya dengan tangan. Tanda dia berpikir dengan keras.

"Enggak perlu kita tunda lagi! Mulai besok kita harus menguntit anak bernama Gian ini kemana saja dia pergi!" tandar Taras.

Geng LOTRIA yang lain berpandangan. Lalu serempak mereka pun berseru, "SETUJUUUUU!!!" sampai Taras terpaksa menutup kedua telinganya dengan tangan.

Geng LOTRIA benar-benar melaksanakan niatnya. Semenjak hari itu, mereka menguntit kemana pun anak cowok itu pergi. Mulai dari ke kelas, ke perpustakaan, ke kamar mandi (tentunya ini tugas Ota), ke perpustakaan, ke kantin, ke perpustakaan, ke kelas, sampai akhirnya Gian berjalan pulang ke rumahnya.

Melalui penyelidikan yang mereka lakukan, Geng LOTRIA sudah berhasil mendapatkan alamat rumah Gian. Makanya mereka pun panik berat ketika mendapati Gian malah berbelok di jalanan yang berlawanan dengan arah rumahnya.

"Gimana nih, Kak?" bisik Ota pada Luna. Mereka menguntit Gian dalam jarak tiga puluh meter. Luna juga tampak cemas.

Tadinya, Luna sudah membuat janji dengan Kiria. Mereka akan bertukar posisi penguntitan setelah tiba di pagar rumah Gian. Kiria akan pura-pura main ke rumah Gian agar bisa melanjutkan penguntitan mereka.

"Enggak ada jalan lain, Ta! Kita harus tetap ikuti dia!" putus Luna akhirnya.

Ota cuma bisa tersenyum kecut. Kemudian mereka cepat-cepat melangkah untuk memburu Gian yang mulai menjauh. Gian berjalan dengan sangat cepat.

"Haduuuh... haduh... Ota capek, Kak!" kaki Ota yang tak begitu panjang mulai terasa pegal. Ota mengelap peluhnya yang bercucuran.