Lihat deh, Kiria… Lihat!” seru Luna pada Kiria, saat mereka tengah berjalan menuju gerbang sekolah. Luna kemudian menatap ke arah Julie, teman sekelas Kiria yang terkenal ceria dan lincah. Saat itu, gadis berkuncir satu itu tengah duduk di dekat parkiran mobil sambil bertopang dagu. Sebentar-bentar dia menghela napas panjang dan dalam.
“Kuperhatikan akhir-akhir ini Julie selalu murung. Benar-benar tak seperti biasa. Sebenarnya dia kenapa ya?” Tanya Luna prihatin.
Kiria tersenyum kecut sambil menatap Julie dengan prihatin. “Dia sedang dilanda masalah besar, Luna… Kabar nya, orangtuanya baru saja bercerai. Bahkan, dalam waktu dekat, ayahnya akan segera pindah ke luar negeri untuk waktu yang lama.”
Tatapan Luna pada Julie semakin melembut. Dia semakin iba pada gadis mungil itu. Namun Luna tak berkata apa-apa. Dia malah langsung berlari menghampiri Julie, meninggalkan Kiria.
“Julie,” Luna memanggilnya sambil tersenyum.
Julie mendongak dan menatap Luna dengan heran.
“Sudah, jangan muram lagi. Aku dan Kiria mau ke kantin untuk sarapan. Ikut yuk? Aku traktir, deh!” ajak Luna dengan sangat bersahabat.
“Aku enggak butuh traktiran. Karena aku enggak butuh dikasihani, tahu!” di luar dugaan, Julie malah membalas perkataan Luna dengan sangat kasar.
Luna tentu saja terbelalak kaget. Sama sekali tak menyangka. Tapi Julie tampak tak peduli. Dia berdiri dan berlari pergi meninggalkan Luna. “Kok…?” gumam Luna bingung.
“Jangan dimasukkan ke hati, Luna. Dia memang jadi pemarah semenjak orangtuanya bercerai,” Kiria yang baru tiba di samping Luna menepuk bahu sahabatnya itu dengan penuh penghiburan.
***
Ini malam yang berbeda. Biasanya, Geng LOTRIA menghabiskan waktunya di rumah pohon Taras. Namun, hari ini mereka semua malah berkumpul di teras depan rumah Luna dan Ota. Soalnya, rumah pohon Taras sedang diperbaiki. Beberapa bagian atapnya mulai bocor.