Hitam dan Putih

By Sylvana Toemon, Senin, 9 April 2018 | 12:00 WIB
Hitam putih (Sylvana Toemon)

“Menurut hamba, sebaiknya kita minta bantuan kera Pulau Maitung. Rajanya terkenal bijaksana. Mereka pasti mau membantu kita!” usul Opo Ot.

“Tetapi… bagaimana kalau rakyatku tidak setuju?” tanya Ratu sedikit cemas.

Opo Ot hanya tersenyum tenang. Kera tua itu lalu mengumpulkan seluruh rakyat Pulau Melong. Kemudian ia mengutarakan usulnya. Seperti yang diperkirakan Ratu, rakyat Pulau Melong menolak usul itu.

“Kenapa kita harus minta bantuan kera-kera hitam?!” protes kera Pulau Melong.

“Baiklah! Kalau begitu, kalian harus siap berperang. Kita akan hadapi sendiri kera-kera Pulau Tako! Bulu mereka sama putih seperti kita. Tetapi, tubuh mereka dua kali lebih besar dari kita. Mereka jahaaat sekali!” kata Opo Ot pura-pura ketakutan.

Mendengar hal itu, kera Pulau Melong menjadi takut. Mereka setuju minta bantuan kera Pulau Maitung. Ratu Uala lalu mengutus Opo Ot untuk menemui Raja kera Pulau Maitung. Opo Ot, disertai tiga kera putih, segera berangkat menuju Pulau Maitung. Mereka menggunakan perahu dari batang kelapa. Setibanya di pantai Pulau Maitung, mereka disambut dengan ramah sekali. Keempat kera putih itu menjadi malu. Sebab mereka biasanya memperlakukan kera hitam dengan kasar.

Raja Pulau Maitung bernama Batuline. la adalah seekor kera hitam yang berbadan besar dan gagah. Dengan senang hati ia bersedia membantu rakyat Pulau Melong. Ia pun mengumpulkan seluruh kera jantan Pulau Maitung. Kera-kera jantan yang berbadan besar dan kuat, ia jadikan pasukan untuk melawan kera Pulau Tako.

Keesokan harinya, dengan berpuluh-puluh perahu, Raja Batuline beserta pasukannya berangkat menuju Pulau Melong. Namun, saat hampir merapat di pantai Pulau Melong, mereka melihat berpuluh-puluh perahu ditambat di pantai. Dari kejauhan, terdengar jeritan kera-kera betina.

“Kera-kera Pulau Tako sudah datang!” seru Raja Batuline. “Ayo serbu mereka!”

la dan pasukannya segera berlari dan memanjat pohon dengan gesit. Tak lama kemudian, kera Pulau Maitung sudah terlibat dalam perkelahian dengan kera Pulau Tako. Mula-mula mereka bingung, yang mana kera Pulau Tako, yang mana kera Pulau Melong? Semuanya berbulu putih.

“Kera Pulau Tako yang berbadan besar!” teriak Opo Ot dari atas pohon persembunyiannya.

Perkelahian berlangsung seru. Kera Pulau Maitung berjuang mati-matian. Kera Pulau Melong hanya berteriak- teriak memberi semangat dari tempat persembunyian di belakang pohon.