Persahabatan Kucing dan Tikus

By Vanda Parengkuan, Selasa, 20 Maret 2018 | 04:00 WIB
Persahabatan Kucing dan Tikus (Vanda Parengkuan)

Seekor kucing berkenalan dengan seekor tikus. Si Kucing berpenampilan gagah, sangat ramah, dan pandai berbicara. Ia selalu berbicara tentang persahabatan dan kesetiakawanan. Tikus terpesona dan benar-benar ingin menjadi sahabat sejati si Kucing. Tikus akhirnya setuju ketika diajak tinggal bersama di satu rumah menjelang musim dingin.

"Kita harus membeli persediaan makanan untuk musim dingin, supaya tidak mati kelaparan,” usul Kucing. "Tapi aku tahu, kamu pasti tidak berani pergi kemana-mana, Tikus Kecil! Kamu pasti takut terjebak dalam perangkap, kan? Jadi, biar aku saja yang mengurusi persediaan makanan kita,” kata Kucing lagi.

Tikus setuju dengan usulan Kucing yang tampak cerdas itu. Tikus pun memberikan tabungannya untuk membeli mentega.

Akan tetapi, mereka tidak tahu harus menyimpan makanan mereka dimana. Akhirnya, Kucing kembali memberi usulan,

“Aku tahu tempat yang bagus! Kita sembunyikan saja di sudut gudang makanan Pak Walikota. Tak akan ada yang berani mencurinya. Dan aku pun mudah mengambilnya dari lubang angin di atas gudang. Kita tidak boleh mengambil mentega itu sampai musim dingin tiba,” kata Kucing.

Tikus setuju. Maka, Kucing pun membeli satu kendi mentega dengan seluruh uang tabungan Tikus. Kendi mentega itu lalu disembunyikan di tempat aman yang telah mereka setujui bersama.

Akan tetapi, tak lama kemudian, Kucing ingin sekali mencicipi mentega lezat itu. Maka ia pun berkata pada Tikus,

“Tikus Kecil, sepupuku baru saja melahirkan seekor bayi kucing berbulu putih bintik cokelat. Ia mengundang saya untuk datang melihat bayinya. Bisakah kau membereskan rumah ini sendirian? Aku akan pergi beberapa hari…”

“Tentu saja. Kalau ada makanan, tolong bawakan sedikit untukku,” kata Tikus tanpa curiga. Tikus sangat bangga bisa menjadi sahabat Kucing. Ia tidak keberatan membersihkan rumah sendirian.

Namun, semua itu hanya tipu muslihat Kucing. Ia tidak memiliki sepupu. Kucing malah pergi ke gudang makanan Pak Wali Kota. Ia melompat ke sudut gudang dan mendekati kendi mentega. Dengan lahapnya, ia pun menjilati bagian atas mentega dengan nikmatnya.

Setelah itu, ia berjalan-jalan di atap gedung-gedung di kota. Ia membentangkan badannya di rumput taman, menikmati sinar matahari. Sesekali ia menjilati bibirnya sambil memikirkan kendi berisi mentega itu.

Ketika malam tiba, Kucing pulang ke rumah lagi.