Persahabatan Kucing dan Tikus

By Vanda Parengkuan, Selasa, 20 Maret 2018 | 04:00 WIB
Persahabatan Kucing dan Tikus (Vanda Parengkuan)

Kucing hanya tersenyum, namun air liurnya menetes saat membayangkan lezatnya mentega di kendi. Maka ia berkata lagi,

“Maaf, Tikus kecil. Besok, aku harus pergi sekali lagi. Keponakanku yang ketiga telah lahir. Bulu tubuhnya hitam pekat, hanya keempat kakinya yang berbulu putih. Sepupuku sangat bangga pada anaknya itu, sehingga dia memaksa aku datang ke rumahnya. Kau tidak keberatan kan, kalau menjaga dan membersihkan rumah sendiri besok?”

“Lapisasanatas, Sisasaseparuh…” gumam Tikus bingung. “Benar-benar nama yang aneh. Aku jadi ingin tahu nama keponakanmu yang ketiga,” kata Tikus.

“Oh, tunggulah dengan sabar di rumah, dengan jas abu-abu dan ekor panjangmu,” kata Kucing.  

Tikus membersihkan rumah sampai rapi ketika Kucing pergi. Ia bekerja keras, sementara Kucing yang serakah itu memakan habis semua mentega di kendi, persediaan makanan mereka.   

"Sekarang semua mentega sudah habis. Aku tinggal beristirahat,” katanya dengan perut kenyang.

Ketika Kucing tiba di rumah, Tikus kembali bertanya nama keponakan yang ketiga si Kucing.

“Namanya Habibistandas!”

“Habibistandas?” ualng Tikus terkejut. “Sungguh aneh nama-nama jaman sekarang. Aku tidak tahu artinya…” Tikus menggelengkan kepalanya, meringkuk di tempat tidur, dan tertidur.

Sejak saat itu, Kucing tidak pernah mendapat keponakan baru lagi. Sampai akhirnya musim dingin tiba. Tikus dan Kucing tidak bisa mencari makan lagi di sekitar tempat tinggal mereka. Maka Tikus teringat pada persediaan makanan mereka. Sekendi mentega.

“Kucing, ayo kita nikmati sekendi mentega persediaan kita. Pasti rasanya nikmat sekali,” kata Tikus.

"Oyaa… mentega pasti nikmat sekali,” jawab si Kucing.

Mereka berdua lalu pergi ke gudang Pak Walikota. Keduanya mengendap masuk, dan mendekati kendi tempat mentega. Namun, betapa terkejutnya Tikus ketika melihat kendi itu sudah kosong melompong. Seketika ia teringat akan cerita-cerita Kucing.

“Ah, sekarang aku baru mengerti apa yang terjadi! Kamu, kan, sahabatku! Kenapa kamu memakan semua persediaan makanan kita berdua? Kamu pasti memakannya waktu kamu minta ijin mengunjungi… Lapisasanatas, Sisasaseparuh, dan…”

“Tidak usah banyak bicara, Tikus!” teriak Kucing.

“Dan… Habibistandas…” ucap Tikus dengan suara kecil ketakutan.

“Yaa, aku juga akan membuatmu habis tandas!” Kucing langsung menangkap dan menelan Tikus yang malang.

Begitulah nasib Tikus, yang terlalu percaya pada Kucing yang gagah, ramah, dan pandai bicara. 

Teks adaptasi: L. Olivia

Dok. Majalah Bobo / Dongeng Jerman/ Brothers Grimm