Bekal Makan Siang

By Sylvana Toemon, Sabtu, 5 Mei 2018 | 11:00 WIB
Bekal makan siang (Sylvana Toemon)

Anak-anak makan dengan cepat. Sebenarnya, sayang juga, tidak bisa menikmati sup asparagus dengan sepenuh hati. Tetapi, mereka lebih penasaran pada kasus yang baru saja terjadi.

Edna sedang asyik membaca buku ketika anak-anak mendatanginya. Dia bersemangat melihat anak-anak.

“Aku menemukan petunjuk. Waktu membuang tomat tadi, aku melihat makananku yang dibuang di tempat sampah!”

“Dari mana kamu tahu kalau itu makananmu?”

“Kelihatan ada nasi, rendang, dan brokoli. Kalau enggak percaya, lihat aja di tempat sampah yang paling dekat dengan tempat duduk kita tadi. Pasti masih ada.” Taras cepat-cepat mengeceknya. Edna tidak bohong.

Misteri mulai terkuak. Dengan temuan itu, artinya penukaran isi bekal terjadi di kantin. Tetapi, siapa yang melakukannya dan apa tujuannya?

“Mungkinkah pegawai kantin yang melakukannya? Barangkali ada yang menemukan bekal itu. Berhubung tidak tahu siapa pemiliknya, isinya dibuang.”

“Kalau begitu, dia tidak akan mengisinya dengan tomat busuk dan akan menyingkirkan tempat bekal itu.”

“Menurutku, perbuatan Ini sudah direncanakan. Enggak mungkin pelaku tiba-tiba menemukan tomat busuk, lalu memasukkannya ke dalam tempat bekal Edna. Pasti dia sengaja menyiapkan tomat-tomat itu. Kamu punya musuh, Na?”

Edna menggeleng. Taras sendiri mengenal Edna sebagai anak yang ramah dan banyak teman. Pencernaannya sangat sensitif sehingga dia selalu membawa bekal makanan dari rumah. Salah makan sedikit saja, radang lambungnya kambuh.

“Kamu setiap hari makan bekal di kantin?”

“Enggak setiap hari, sih, tetapi sering.”