Bekal Makan Siang

By Sylvana Toemon, Sabtu, 5 Mei 2018 | 11:00 WIB
Bekal makan siang (Sylvana Toemon)

“Mungkinkah para pegawai kantin kesal karena kamu pinjam meja tanpa pesan apa pun? Mengingat suasana di siang hari selalu penuh, pasti mereka merasa rugi kalau ada anak yang memakai meja tanpa membeli apa pun.”

Wah, itu pemikiran baru! Taras mengamati para pegawai kantin yang masih sibuk mondar-mandir melayani anak-anak. Kalau memang benar begitu, mereka harus mempunyai bukti yang kuat. Tidak mungkin mereka menanyai para pegawai satu-satu, lalu bertanya, “Apakah Anda yang memasukkan tomat busuk ke dalam kotak bekal teman kami?” Ah, si pelaku takkan mau mengaku.

Edna melirik jam tangannya. “Sebentar lagi aku dijemput,” gumamnya. Geng LOTRIA hanya punya waktu singkat untuk menyelesaikan kasus ini.

Anak-anak memperhatikan kesibukan kantin dari kejauhan. Kantin sedang penuh. Mereka berpikir, siapa yang punya kesempatan menukar bekal? Pemilik kantin sibuk menyiapkan makanan yang dibeli anak-anak. Dia tak akan sempat meninggalkan meja untuk menukar bekal Edna.

Lalu, ada dua pegawai berbaju merah dan biru yang mengantarkan makanan ke meja-meja. Kelihatannya, mereka repot dengan banyaknya piring yang harus diantar ke setiap meja. Belum lagi, mereka harus membersihkan meja setelah dipakai. Padahal, wilayah kerja mereka sudah dibagi. Tetapi, bisa juga, sih, mereka mengambil kotak bekal Edna sambil melewati mejanya.

Pegawai yang satu lagi bertugas mengantarkan minuman. Dia juga sibuk. Tetapi, kalau mau, dia juga punya kesempatan untuk menukar bekal Edna.

Di antara ketiga orang itu, manakah yang layak jadi tersangka?

Hei, tiba-tiba sebuah senyuman tercetak di bibir Taras. “Aku tahu siapa pelakunya,” gumamnya. Keempat temannya memandang Taras dengan penuh tanya. Kadang-kadang, teman mereka yang satu itu memang mengejutkan!

Taras pun mulai menjelaskan. “Melihat alur kerja mereka, yang paling mungkin melakukannya adalah petugas pengantar makanan yang berbaju biru. Dia yang mendapat jatah di wilayah meja Edna.”

Ketika mereka melapor ke salah satu guru, pegawai itu sempat mengelak. Namun, setelah mereka menemukan dua butir tomat busuk di dekat tempat masak, barulah pegawai itu mengaku kalau dia disuruh oleh pemilik kantin.

Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Veronica Widyastuti.