Petualangan Mew Kucing dan Ram Kambing

By Vanda Parengkuan, Selasa, 1 Mei 2018 | 12:00 WIB
Petualangan Mew Kucing dan Ram Kambing (Vanda Parengkuan)

“Inilah mantel kami, saudaraku! Kami ambil dari seekor serigala terkenal dari Gunung Kaca. Kami mengolahnya menjadi mantel yang sangat lembut!” kata Mew.

Dua belas serigala itu mulai khawatir, melihat kulit serigala yang sangat lebar di depan mereka. Pastilah itu berasal dari serigala yang sangat besar.  

“Ram, kawanku, coba ambilkan lagi mantel lain yang kita miliki!” kata Mew.

Ram membawa mantel tadi, lalu masuk ke dalam semak-semak. Ia lalu keluar lagi membawa kulit serigala yang sama.

“Ini juga mantel yang telah kami buat, saudaraku! Kami mendapatkannya dari seekor serigala dari Hutan Terlarang. Ini lebih besar dari yang tadi. Dengan mantel ini, kalian tentu akan tetap hangat, walau diterpa badai salju sekalipun!” kata Mew.

Duabelas serigala semakin ketakutan. Sang pemimpin serigala terlihat pucat pasi, lalu berdiri dan berkata kepada Mew, “Saudara-saudaraku, sekarang, bermalamlah dengan kami di sini. Kami akan mengumpulkan kayu-kayu kering untuk menambah kayu api unggun…”

Si pemimpin serigala lalu lari tunggang langgang meninggalkan tempat itu.

Tinggallah sebelas serigala yang menunggu dengan wajah semakin pucat. Serigala besar saja dijadikan mantel, apalagi kita yang kecil ini? Mereka akan menjadikan kita sup untuk makan malam! Pikir mereka panik.

Seekor serigala bertubuh kecil berdiri dan berkata kepada Mew, “Kawanku, izinkan kami mencari pemimpin kami. Mungkin ia perlu bantuan untuk mengangkat kayu bakar. Api unggun hangat akan membuat tidurmu nyenyak…” Serigala-serigala itu lalu lari tunggang langgang.

Keduabelas serigala tadi berlari ketakutan di tengah hutan. Pada saat itu, lewatlah seekor beruang besar menghadang mereka.

“Mengapa kalian berlari ketakutan?” kata beruang, “Apa yang kalian takutkan?”

“Seekor kucing dan temannya seekor kambing telah membunuh dua ekor serigala besar. Yang satu serigala dari Gunung Kaca. Yang satu lagi dari Hutan  Terlarang. Mereka bahkan menjadikan serigala-serigala itu sehelai mantel! Itu sebabnya kami lari dari mereka!” teriak pemimpin serigala panik.