Kali ini, giliran Ivan Banteng yang berjaga. Namun sebelum pergi ke dekat jembatan, ia berpesan kepada saudara-saudaranya.
“Malam ini, giliran aku yang berjaga. Tapi, kalian juga tidak boleh tertidur! Jika kudaku mulai menghentak-hentakan kakinya, segera lepaskan dia!” pesannya sekali lagi.
Ivan Banteng pun berjalan ke jembatan batu, dan menunggu.
Tepat tengah malam, ia melihat dari ujung jembatan, sesosok naga yang sangat besar dan menyeramkan. Naga itu berkepala sembilan dan menunggangi kudanya. Naga Kepala Sembilan tampak sangat percaya diri, tetapi kudanya tampak lemas dan takut.
“Kenapa kau terlihat takut, kudaku? Kau tidak boleh takut pada apapun!”
Kuda itu menjawab, “Tapi… aku sangat ketakutan. Aku takut pada Ivan Banteng.”
Naga Kepala Sembilan tertawa sambil meraung. “Kamu tidak perlu takut pada Ivan Benteng. Aku akan membuat dia jatuh terduduk dengan tangan kananku! Dan tangan kiriku akan meremas tubuhnya seperti lalat!”
“Coba lawan aku!” teriak Ivan Benteng.
Sambil menarik pedangnya, ia berusaha mengalahkan Naga Kepala Sembilan. Namun ternyata naga itu sangat kuat. Dari kesembilan kepalanya, keluar lidah-lidah api. Pertarungan berlangsung sengit. Sabetan-sabetan pedang Ivan Banteng tak bisa mengalahkan naga itu.
Di saat yang sama, kuda milik Ivan Banteng yang terikat di pohon dekat kemah, mulai gelisah. Ia menghentak-hentakan kakinya dengan liar. Bunyi hentakannya sangat kuat, sehingga air sungai mulai meluap dan jembatan batu ikut bergoncang. Namun, Pangeran Ivan dan Dayang Ivan tetap tertidur pulas. Mereka tidak melepaskan kuda milik Ivan Banteng seperti pesannya tadi.
Naga Kepala Sembilan melihat Ivan Banteng mulai kewalahan. Ia pun menyerang Ivan Banteng dengan lebih ganas, dan menghempaskannya ke tanah. Ivan Banteng secepat kilat melepasksn sepatunya, melemparkan ke arah tali ikatan kudanya. Seketika, kuda Ivan Banteng terlepas.
Dengan cepat, kuda Ivan Banteng ikut menyerang Naga Kepala Sembilan. Di saat naga itu bergulat untuk mengalahkan kuda Ivan Benteng, Ivan Banteng melesat secepat kilat menyerang naga itu dengan pedangnya. Naga Kepala Sembilan itu pun kalah. Ivan Banteng yang kelelahan, kembali ke dalam tenda dan jatuh tertidur.