Pangeran Tak Terlihat (Bag. 3)

By Vanda Parengkuan, Jumat, 13 April 2018 | 12:00 WIB
Pangeran Tak Terlihat (Bag. 3) (Vanda Parengkuan)

Betapa marahnya Pangeran Udara. Ia memerintah makhluk udara untuk mencari dan mengembalikan Rosalie padanya. Mereka semua terbang dan menyebar ke seluruh sudut.

Sementara itu, Rosalie dan Pangeran Pulau Emas saling bergandengan tangan. Mereka berhasil mencapai pintu menuju teras kebun. Dengan diam, mereka terus berlari tanpa terlihat. Mereka mengira diri mereka sudah aman.

Betapa terkejutnya mereka ketika tiba-tiba salah satu makhluk udara tanpa sengaja menabrak mereka. Karena ketakutan, tak sengaja pegangan tangan mereka jadi terlepas. Namun, mereka tetap tidak bicara karena takut terlihat. Mereka tahu, makhluk-makhluk udara masih ada di sekitar mereka.  Jadi mereka hanya saling berharap bisa bertemu lagi.

Sayang sekali… kebahagiaan dan kebebasan mereka hanya terjadi singkat sekali.  Rosalie mengembara seorang diri di hutan, dan akhirnya berhenti di tepi kolam air mancur. Di sebatang pohon di dekat situ, ia menulis,

 “Jika Pangeran, sahabatku, datang ke sini, beritahu dia bahwa di sinilah aku menunggu. Aku akan duduk setiap hari di tepi kolam, mencampur airmataku dengan air di kolam ini.”

Kata-kata ini ternyata dibaca oleh salah satu makhluk udara. Ia segera melaporkannya pada Pangeran Udara.

Pangeran Udara juga bisa membuat dirinya tidak terlihat. Maka ia pun pergi ke kolam air mancur tanpa terlihat, dan menunggu Rosalie.

Ketika Rosalie mendekat ke air mancur, wujudnya terlihat samar di antara percikan air. Pangeran Udara mendekat dan  mengulurkan tangannya. Rosalie segera menyambut tangan itu, karena mengira itu sahabatnya. Pada saat itu juga, Pangeran Udara mengikat tali di sekeliling lengan Rosalie. Ia lalu berteriak memanggil makhluk-makhluk udara, sambil memperlihatkan wujudnya kembali.

“Bawa gadis ini pergi! Kurung di tempat yang paling dalam!” Ia dan makhluk udara lalu membawa terbang Rosalie, pergi dari tempat itu.

Pada saat itu, Pangeran Pulau Emas tiba di tempat itu. Ia melihat Pangeran Udara terbang ke udara, memegang tali sutera seperti sedang menarik sesuatu yang tak terlihat. Maka Pangeran Pulau Emas segera tahu, kalau Pangeran Udara sudah berhasil menangkap Rosalie.

Pangeran Pulau emas menangis sedih. “Dapatkan aku menemukan Rosalie lagi…”

Ia benar-benar putus asa dan nyaris menyerah. Namun ia tak ingin menyerah. Tiba tiba saja ia teringat lagi pada lemari-lemari waktu milik Pangeran Tanah. Harapannya kembali timbul.