Suatu hari, Pangeran Pulau Emas termenung sambil duduk di atas batu di tepi pantai. Ia sangat sedih karena sepertinya ia tak mungkin meninggalkan pulau itu.
Tiba tiba saja, ia melihat laut terbuka membentuk lubang yang dalam. Dari lubang itu terdengar gema jeritan. Ia melihat seorang wanita berusaha memanjat keluar dari kedalaman laut. Namun, di belakangnya, ada raksasa yang mengejarnya dengan marah. Tangisan wanita itu membuat Pangeran Pulau Emas merasa iba.
Ia mengeluarkan batu dari mulutnya, menarik pedangnya, dan bergegas menyerang raksasa itu. Wanita itu kini punya waktu itu melarikan diri.
Raksasa itu berusaha mengelak dari serangan pedang Pangeran Pulau Emas. Lalu menyerang sang pangeran dengan cahaya dari cincinnya.
BLARRR…
Seketika Pangeran Pulau Emas terhempas ke pantai. Raksasa itu lalu segera masuk ke dalam laut. Namun ia mengirim beberapa tentara duyung yang membawa rantai dan mengikat Pangeran Pulau Emas. Sang Pangeran lalu diseret masuk ke dalam samudra. Hilanglah harapannya untuk bertemu Rosalie lagi.
Raksasa itu adalah Pangeran Laut, putra ketiga Dewi Bumi. Ia telah menyerang Pangeran Pulau Emas dengan sinar dari cincin ajaibnya. Itu membuat sang pangeran bisa bernapas di dalam laut.
Pangeran Pulau Emas yang terikat rantai para tentara duyung, ditarik di dasar laut. Mereka melewati tempat monster aneh di hutan rumput laut yang lebat. Setelah beberapa lama, akhirnya tibalah mereka di tempat berpasir yang luas, dikelilingi batu-batu besar.
Pada batu karang tertinggi, duduklah si raksasa Pangeran Laut.
“Selamat datang petarung baruku,” sambutnya sambil tertawa menggelegar.
Pangeran Pulau Emas lalu diikat di batu. Ia baru sadar kalau ia bukanlah satu-satunya tawanan di situ. Ada beberapa pemuda lain yang dirantai di sekitar tempat itu.
Rupanya, Pangeran Laut lah yang selama ini sering membuat badai dahsyat di lautan. Ia suka mengumpulkan korban-korban yang terdampar dan tenggelam karena badai. Mereka semua dijadikannya petarung untuk menghibur hatinya di arena bawah laut.
Suatu hari, tibalah giliran Pangeran Pulau Emas yang dijadikan petarung melawan tahanan lain. Salah satu tentara duyung melonggarkan ikatan di tangan sang pangeran. Kesempatan itu tidak disia-siakan. Pangeran Pulau Emas segara memasukkan kerikil ajaibnya ke mulut, dan seketika ia jadi tak terlihat.
Pangeran Laut sangat heran dan marah melihat tahanannya lenyap dari hadapannya. Ia memerintah seluruh tentara duyung untuk berjaga di sekeliling daerah itu. Namun terlambat, karena Pangeran Pulau Emas telah berenang jauh dari tempat itu.
Ia lalu berenang cukup lama melewati hutan rumput laut yang penuh monster menakutkan. Batu demi batu karang kemudian dipanjatnya, sampai akhirnya ia sampai di tepi laut, di kaki bukit batu.
Ketika tiba di tempat itu, Pangeran Pulau Emas kembali mendapat harapan. Tempat itu adalah tempat yang dilihatnya di cermin masa sekarang milik Pangeran Tanah. Di bukit itulah Rosalie ditahan.
Dengan penuh sukacita, ia mendaki sampai ke puncak bukit, menembus awan-awan yang menutupi puncak. Di sana ia menemukan sebuah istana.
Begitu masuk ke dalamnya, tampak sebuah ruangan kristal panjang. Di dalamnya ada Rosalie yang duduk dijaga siang malam oleh makhluk udara. Tidak ada pintu maupun jendela untuk masuk ke ruangan itu.
Kini Pangeran Pulau Emas menjadi lebih bingung dari sebelumnya.
Ia tak tahu bagaimana caranya memberitahu Rosalie bahwa ia ada di situ. Karena sedih, Pangeran Pulau Emas menangis sambil bersandar di dinding kristal itu.
Rosalie yang sedang berjalan mondar-mandir di kamar kristal itu, terkejut saat melihat dinding kristal agak berembun. Seperti ada seseorang yang bernapas di dekat dinding kristal itu. Dan anehnya lagi, ke arah manapun Rosalie melangkah, embun di dinding kristal di dekatnya juga ikut berpindah.
Rosalie mulai curiga bahwa sahabatnya telah kembali. Maka, Rosalie mencoba minta ijin untuk keluar sebentar dari ruang kristal itu.
“Aku ingin menghirup udara segar,” kata Rosalie pada Pangeran Udara. Karena merasa tak ada ancaman, Pangeran Udara mengijinkannya.
Begitu Rosalie keluar dari ruangan itu, Pangeran Pulau Emas langsung mendekatinya dan menyelipkan kerikil ajaib ke tangan Rosalie. Rosalie segera memasukkan kerikil itu ke mulutnya. Seketika, ia pun lenyap dari pandangan Pangeran Udara.
Betapa marahnya Pangeran Udara. Ia memerintah makhluk udara untuk mencari dan mengembalikan Rosalie padanya. Mereka semua terbang dan menyebar ke seluruh sudut.
Sementara itu, Rosalie dan Pangeran Pulau Emas saling bergandengan tangan. Mereka berhasil mencapai pintu menuju teras kebun. Dengan diam, mereka terus berlari tanpa terlihat. Mereka mengira diri mereka sudah aman.
Betapa terkejutnya mereka ketika tiba-tiba salah satu makhluk udara tanpa sengaja menabrak mereka. Karena ketakutan, tak sengaja pegangan tangan mereka jadi terlepas. Namun, mereka tetap tidak bicara karena takut terlihat. Mereka tahu, makhluk-makhluk udara masih ada di sekitar mereka. Jadi mereka hanya saling berharap bisa bertemu lagi.
Sayang sekali… kebahagiaan dan kebebasan mereka hanya terjadi singkat sekali. Rosalie mengembara seorang diri di hutan, dan akhirnya berhenti di tepi kolam air mancur. Di sebatang pohon di dekat situ, ia menulis,
“Jika Pangeran, sahabatku, datang ke sini, beritahu dia bahwa di sinilah aku menunggu. Aku akan duduk setiap hari di tepi kolam, mencampur airmataku dengan air di kolam ini.”
Kata-kata ini ternyata dibaca oleh salah satu makhluk udara. Ia segera melaporkannya pada Pangeran Udara.
Pangeran Udara juga bisa membuat dirinya tidak terlihat. Maka ia pun pergi ke kolam air mancur tanpa terlihat, dan menunggu Rosalie.
Ketika Rosalie mendekat ke air mancur, wujudnya terlihat samar di antara percikan air. Pangeran Udara mendekat dan mengulurkan tangannya. Rosalie segera menyambut tangan itu, karena mengira itu sahabatnya. Pada saat itu juga, Pangeran Udara mengikat tali di sekeliling lengan Rosalie. Ia lalu berteriak memanggil makhluk-makhluk udara, sambil memperlihatkan wujudnya kembali.
“Bawa gadis ini pergi! Kurung di tempat yang paling dalam!” Ia dan makhluk udara lalu membawa terbang Rosalie, pergi dari tempat itu.
Pada saat itu, Pangeran Pulau Emas tiba di tempat itu. Ia melihat Pangeran Udara terbang ke udara, memegang tali sutera seperti sedang menarik sesuatu yang tak terlihat. Maka Pangeran Pulau Emas segera tahu, kalau Pangeran Udara sudah berhasil menangkap Rosalie.
Pangeran Pulau emas menangis sedih. “Dapatkan aku menemukan Rosalie lagi…”
Ia benar-benar putus asa dan nyaris menyerah. Namun ia tak ingin menyerah. Tiba tiba saja ia teringat lagi pada lemari-lemari waktu milik Pangeran Tanah. Harapannya kembali timbul.
“Aku tahu bisa tahu, kemana Rosalie akan dibawa dan dikurung,” pikirnya.
Pangeran Pulau Emas bergegas pergi dari tempat itu, untuk melihat ke cermin masa depan milik Pangeran Tanah. Cermin itu ternyata menunjukkan letak kuil tempat penyimpanan Buku Masa Depan.
Pangeran Pulau Emas kini berjalan lagi menyusuri hutan lebat. Beberapa waktu kemudian, ia tiba di gerbang kuil yang dijaga oleh dua singa besar. Tanpa terlihat, ia masuk ke dalam kuil itu.
Di tengah kuil, tampak sebuah altar. Di atasnya tergeletak sebuah buku. Itulah Buku Masa Depan. Pangeran Pulau Emas mendekati altar sambil memikirkan Rosalie. Ajaibnya, buku itu terbuka dengan sendirinya. Di halaman yang terbuka, tertulis apa yang akan terjadi pada Rosalie.
Rupanya, Rosalie akan dibawa ke dasar tanah yang paling dalam. Tempat itu tidak ada pintu masuknya. Satu-satunya jalan masuk ke tempat itu hanyalah melewati Kolam Air Mancur Emas.
Pangeran Pulau Emas bingung karena ia tak tahu dimana letak Kolam Air Mancur Emas berada. Apakah tempat itu jauh, atau di berada di sekitar situ?
“Aku takut kalau setiap langkahku, hanya membuat aku semakin jauh dari Rosalie,” pikirnya sedih.
Saat keluar dari kuil itu, Pangeran Pulau Emas bingung melihat enam jalan terbentang di depannya. Semuanya menuju ke hutan. Ia ragu-ragu untuk memilih jalan yang mana. Saat itu, ia melihat Pangeran Tanah dan sahabatnya datang dari jalan yang paling kanan.
Karena ingin mendapat kabar tentang adiknya, Putri Argentina, maka Pangeran Pulau Emas mengikuti mereka dan mendengarkan percakapan mereka.
“Bagaimana menurutmu, Teman…” kata Pangeran Tanah. “Aku tahu, Putri Argentina tidak akan mau bersahabat denganku. Dan aku ingin tahu, siapa pemuda yang akan dicintai Putri Argentina. Aku betul-betul penasaran. Aku ingin menggunakan air dari Air Mancur Emas. Satu tetes air itu, jika jatuh ke pasir, maka nama pria itu akan tertulis di pasir!”
Pangeran Pulau Emas sangat gembira mendengar percakapan itu. Ia pun mengikuti mereka menuju ke Kolam Air Mancur Emas.
Setiba di Kolam Air Mancur Emas, Pangeran Tanah yang tidak bahagia itu membungkuk sambil menghela napas. Ia mencelupkan jarinya ke air di kolam. Air itu lalu ia teteskan ke pasir.
Dalam sekejap, sebuah nama langsung tertulis di pasir. Pangeran Api…, saudaranya sendiri. Pangeran Tanah langsung jatuh pingsan di dalam pelukan temannya.
Pangeran Pulau Emas yang masih kasat mata itu, kini tahu bagaimana cara menyelamatkan Rosalie.
Sejak terkena sinar dari cincin Pangeran Laut, ia punya kekuatan untuk bernapas di dalam air. Maka ia langsung terjun ke Kolam Air Mancur Emas.
Di dasar kolam, ia melihat sebuah pintu. Pangeran Laut terus berenang melewati pintu itu dan tiba di kaki gunung bawah tanah.
Di kaki gunung, ada sebuah batu besar yang dililiti rantai. Siapa yang dirantai, tidak terlihat. Namun Pangeran segera menebak bahwa rantai itu untuk mengikat Rosalie. Ia menarik pedangnya dan memotong rantai itu. Ia lalu buru-buru meraih tangan Rosalie. Mereka lalu bergandengan tangan dan bergegas pergi dari tempat itu dalam keadaan tidak terlihat.
Mereka kini melintasi kaki gunung untuk tiba di Kolam Air Mancur Emas. Namun sayangnya, Rosalie tidak memiliki kekuatan untuk bernapas di dalam air.
Akhirnya, Pangeran Pulau Emas menggenggam erat tangan Rosalie, dan dengan gemetar mereka berjalan di tepi jurang. Mereka terus berjalan, berusaha menjauh dari tempat Rosalie diikat. Pada saat itu, angin kencang dan badai bertiup mengerikan. Mereka terus bertahan, berpegangan di batuan dinding jurang. Mereka tahu itu adalah ulah Pangeran Udara yang marah.
Tak lama kemudian, badai berhenti. Namun petir berkelebat dan guntur menggetarkan batu-batuan di sekitar jurang. Batu-batuan dari gunung berapi lalu jatuh dari atas, dan membakar daerah di sekitar bawah jurang.
Dalam sekejap, air di Kolam Air Mancur Emas mengering dilahap api. Pangeran Pulau Emas memakai kesempatan itu sebaik-baiknya. Ia menuntun Rosalie ke Kolam Air Terjun Emas. Mereka melewati lorong-lorong dasar kolam yang dilalui Pangeran Pulau Emas saat datang tadi.
Setelah tiba di permukaan Kolam Air Terjun Emas, mereka terus melanjutkan perjalanan. Butuh waktu lama untuk pulang ke Pulau Emas. Namun akhirnya mereka tiba juga di sana dengan selamat.
Sejak itu, Pangeran Pulau Emas dan Rosalie tidak pernah ingin meninggalkan pulau yang aman itu. Raja Pulau Mawar sangat gembira mendengar kabar Rosalie telah ditemukan.
Beberapa waktu kemudian, Raja Pulau Emas mengangkat Pangeran Pulau Emas sebagai raja, menggantikannya. Sesuai janjinya, Raja Pulau Mawar merestui Rosalie menjadi ratu mendampingi Raja Pulau Emas yang baru.
Tamat
Teks: Adaptasi Dongeng Eropa / Dok. Majalah Bobo