Ketua Serigala kemudian ikut mengunyah rumput.
“Huek… huek… Astagaaa, makananmu sanagt tidak enak,” kata Ketua Serigala sambil memuntahkan rumput itu.
Ketua Domba jadi kasihan pada Ketua Doba yang disangkanya serigala juga.
Suatu hari, Ketua Serigala berhasil mendapatkan seekor kelinci. Ia lalu membagi daging kelinci itu pada Ketua Domba.
Ketua Domba langsung mual saat mengendus bau daging mentah itu.
“Aku sudah terbiasa makan rumput. Aku tak mau makan daging lagi,” ujar Ketua Domba memberikan alasan.
Ketua Serigala dan serigala lainnya tidak curiga. Mereka akhirnya semakin sulit menemukan domba untuk dimakan. Tak lama kemudian, banayk serigala yang mati kelaparan. Ketua Serigala dan beberapa anak buahnya pun tampak kurus dan lemah. Domba-domba tak takut lagi pada mereka.
“Makanlah rumput, pasti kau sehat sepertiku,” kata Ketua Domba.
Ketua Domba yang setiap hari makan rumput dengan aman dan nyaman itu menjadi gemuk. Sampai-sampai, bulu serigala yang digunakannya tak sanggup lagi menutupi semua tubuhnya.
“Mengapa bulumu memutih?” tanya Ketua Domba.
“Karena akus emakin tua,” jawab Ketua Domba. Ia mulai merasa takut.
“Aku kenal bulu-bulu putih itu,” kata Ketua Serigala dengan curiga.