“Surat untuk Ibu Kartini kah Bu Guru?” tanya salah satu siswa.
“Nah, Ibu Kartini adalah salah satu perempuan hebat di Indonesia. Di sekitar kita pun ada perempuan hebat. Coba diingat-ingat, siapa perempuan hebat yang ada di sekitar kita?” tanya Bu Santi.
Semua siswa pun mulai berbisik-bisik.
“Nanti sepulang sekolah, surat itu bisa langsung kalian berikan kepada orang yang kalian tuju yah. Pasti mereka senang,” kata Bu Guru.
“Aku akan menulis untuk Ibu di rumah,” kata Dewi yang duduk di samping Sumi. “Kalau Sumi mau tulis untuk siapa?” tanya Dian. Sumi hanya menggeleng.
Sejak pagi Sumi bersedih karena mengetahui ini adalah Hari Kartini. Hari ini juga tepat hari ulang tahun Ibu Sumi yang sudah bertahun-tahun ini tidak pulang ke rumah. Katanya, Ibu bekerja sangat jauh dari desa. Sumi sangat rindu pada Ibunya.
“Sumi kenapa?” tanya Bu Santi yang sudah ada di samping bangku Sumi.
“Sumi tidak tahu harus menulis dan memberi surat itu pada siapa Bu,” jawab Sumi dengan mata berkaca-kaca.
Bu Santi mengangguk.
“Ayo diingat, pasti banyak yang sayang pada Sumi. Pasti di antaranya ada perempuan hebat yang membuat Sumi bisa sekolah sampai sekarang,” jawab Bu Santi.
Sumi hanya diam.
“Yang menyiapkan seragam sekolah, bekal makanan, mendengar cerita, dan bermain bersama Sumi. Pastilah ia perempuan yang sayang pada Sumi,” tambah Bu Santi.