“Sumi mau tulis surat untuk Bibi?” tanya Bu Santi kembali.
Sumi mengangguk. Ia pun menulis surat untuk Bibi.
Sumi ingin mengucapkan terima kasih pada Bibi yang sangat baik karena mau merawat Sumi. Bibi selalu ada saat Sumi butuhkan, menyiapkan sarapan, bercerita sebelum tidur, dan menghibur Sumi saat sedang sedih. Bibi sangat baik pada Sumi. Sumi sayang sekali pada Bibi.
Sepulang sekolah Sumi berencana untuk memberikan surat itu pada Bibi. Ia bergegas pulang untuk bertemu Bibi. Sampai di depan pintu rumah, Sumi mencium aroma cumi asin sambal bawang yang jadi makanan kesukaannya.
“Bibi masak cumi buat Sumi?” tanya Sumi dengan wajah senang.
“Iya, tadi Bibi lihat Sumi tidak bersemangat. Mungkin kalau Bibi masak cumi, bisa membuat Sumi bersemangat,” kata Bibi.
Sumi pun langsung memeluk Bibi.
“Bibi, makasi banyak ya sudah sayang pada Sumi. Maaf kalau Sumi sering tidak bersemangat padahal Bibi sudah capek kerja untuk sekolah Sumi. Bibi adalah Kartini hebat untuk Sumi,” kata Sumi. Bibi yang mendengar itu jadi ikut menangis. Bibi tak bisa berkata apa-apa selain memeluk Sumi.
“Walaupun Ibu tidak pulang, Sumi janji akan rajin belajar dan semangat sekolah untuk Bibi. Sumi sayang Bibi,” kata Sumi sambil menyerahkan surat yang sudah Sumi tulis di kelas.
“Bibi juga sayang Sumi. Bibi selalu ada untuk Sumi. Bibi mau Sumi jadi anak sukses, sekolah tinggi. Sumi juga bisa sehebat Ibu Kartini,” kata Bibi.
Mereka pun berpelukan kembali. Dalam hati Sumi berjanji bahwa ia akan terus bersemangat belajar seperti Ibu Kartini walaupun tidak bersama Ibu, tetapi Sumi punya Bibi yang hebat.