Alju, si Anak Domba Putih

By , Rabu, 30 Mei 2018 | 17:00 WIB
Ilustrasi Ella Elviana (Dokumentasi Bobo )

Alju adalah seekor anak domba kecil. Bulunya seputih salju. Ia suka sekali bermain di padang rumput. Setiap kali ia bermain, ibunya akan mengawasinya sambil merumput di padang rumput itu.

Di padang rumput, ada tiga kegiatan yang disukai Alju. Mengejar kupu-kupu, menangkap burung, atau mengenduskan hidungnya ke kelopak kelopak bunga musim panas.

Pada saat bermain sendirian, Alju kadang berharap bisa hidup bebas. Kadang, ia tak ingin diawasi oleh ibunya. Ia ingin sendirian berlari ke hutan. Ia ingin tahu keadaan di hutan. Apakah ada tempat-temat ajaib di tengah hujan lebat?

“Sayang…, Ibu pasti tidak akan mengijinkan aku bermain ke hutan,” keluh Alju. Baru saja ia mengangkat wajahnya, tiba-tiba,

“Alju, kembali ke sini! Jangan dekat-dekat pagar pembatas!”

Alju menoleh ke arah ibunya yang melihatnya dengan khawatir. “Tuh, kan…” gumamnya kesal.

Suatu pagi, seperti biasa Alju bermain di padang rumput. Saat ia sedang mengendus-endus bunga, tiba-tiba ia melihat sesuatu yang bergerak-gerak di antara dedaunan pohon di hutan.

“Ada apa di balik pohon-pohon hijau lebat di hutan itu? Apakah ada hewan-hewan misterius di sana? Seperti apa bentuk mereka?” Alju mengendus-endus melalui celah di pagar pembatas. Ia bisa mencium aroma buah-buah pohon pinus.

Tiba-tiba, “Alju, kembali ke sini! Jangan dekat-dekat pagar pembatas!” terdengar teriakan ibu Alju, seperti biasa kalau Alju mendekat ke pagar.

Alju menghembus napas kecewa. Ia melangkah lunglai mendekat ke ibunya lagi. Namun di dalam hati, Alju merencanakan petualangan besar di hutan suatu hari nanti.

Musim pun berganti musim. Kini musim gugur tiba lagi. Dedaunan kuning dan jingga berjatuhan dari pohon-pohon besar di hutan. Sekarang tubuh Alju sudah lebih besar. Ia menatap kagum pada daun-daun yang berguguran di tepi hutan. Alju hanya bisa melihatnya dari balik pagar pembatas.

“Aku sudah lebih besar sekarang. Oh, andai saja Ibu mengijinkan aku pergi.