Jeritan Hati Seorang Anak

By Sylvana Toemon, Kamis, 21 Juni 2018 | 15:00 WIB
Jeritan hati seorang anak (Dok. Majalah Bobo)

Terlampir sehelai karcis untuk Roni yang kami sayangi.

Semoga tidak kecewa lagi.

Ketahuilah, sudah beberapa hari kami berusaha, supaya adaorang yang bisa menemanimu nonton pertunjukan tersebut.

Baru hari ini kami berhasil.

Kamu bisa pergi nonton dengan Mas Hari sepupumu.

Nanti kamu akan diantar dan dijemput.

Kebetulan Mas Hari juga ingin pergi.

Kedua kakakmu sudah bersusah-payah untuk antre karcis.

Ayah dan Ibu bersedia mengeluarkan uang ekstra untuk membeli karcis tersebut.

Semua itu demi Roni yang kami sayangi.

Ayah, ibu dan kakak-kakakmu.

NB: Jangan lupa angkat kertas-kertas ini dari dinding.

Roni tersipu-sipu. Sambil memegang karcis idamannya ia menuju ke dapur. Tepat saat itu pintu kamar mandi terbuka dan Ayah keluar dari kamar mandi.

"Terima kasih, Pak. Terima kasih, Bu!" kata Roni dengan gembira.

"Dan eh... maaf, aku kurang sabar!"

Ayah dan Ibu tertawa. Lalu Roni berlari menjumpai kedua kakaknya.

Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Widya Suwarna.

Lihat juga video ini, yuk!