Bobo.id - Tahukah teman-teman? Ruang angkasa ternyata sangat berdebu.
Duh, astronaut mungkin harus membawa alat pembersih debu, ya, kalau ke ruang angkasa.
Ups, tapi debu-debu antariksa tidak sama, lo, dengan debu-debu di Bumi.
BACA JUGA: Asgardia, Negara Antariksa Pertama Ini Sekarang Punya Kepala Negara
Partikel-partikel Kecil
Debu-debu antariksa adalah partikel-partikel kecil yang padat.
Partikel-partikel itu mengapung di antariksa, di antara bintang-bintang.
Apakah debu-debu antariksa sama seperti debu-debu di Bumi?
Debu-debu antariksa itu mirip asap yang terdiri atas partikel-partikel kecil.
Ukuran partikelnya berbeda-beda. Ada yang sekecil molekul, ada pula yang berupa butiran dengan ukuran sekitar 0,1 milimeter.
BACA JUGA: Selain Ada Air di Planet Mars, Ini Dia Misteri di Antariksa
Dari Bintang, untuk Bintang
Debu-debu antariksa berasal dari bintang-bintang.
Ketika bintang meledak, debu-debu terlempar.
Debu-debu itu lalu didaur ulang di dalam awan-awan gas dan mengapung di antara bintang-bintang.
Nah, ketika bintang-bintang baru akan terbentuk, debu-debu itu diserap oleh bintang-bintang baru itu.
Jadi, debu-debu antariksa ikut membentuk lahirnya bintang-bintang baru.
O iya, Bumi juga awalnya terbentuk dari debu-debu antariksa, lo!
BACA JUGA: Selain Nasa, Cari Tahu Lembaga Antariksa yang Ada di Dunia, Yuk!
Menghalangi Benda-benda Antariksa
Dulu, para ahli astronomi kesulitan meneliti benda-benda antariksa karena terhalang debu-debu antariksa.
Yap, debu-debu antariksa menyerap cahaya yang dipancarkan benda-benda antariksa.
Akibatnya, benda-benda antariksa jadi tidak terlihat. Ruang angkasa pun jadi tampak gelap gulita.
BACA JUGA: Foto Antariksa Terlihat Berwarna dan Indah, Ternyata Begini Aslinya
Debu-debu Bercahaya
Dulu, debu-debu antariksa memang menghalangi penelitian para ahli astronomi.
Namun, para ahli sekarang sudah memakai teleskop inframerah.
Dengan teleskop inframerah, para ahli dapat melihat debu-debu antariksa yang bercahaya!
Ya, debu-debu antariksa, kan, menyerap cahaya dari benda-benda antariksa.
Nah, debu-debu antariksa lalu memancarkan kembali cahaya itu.
Berkat pancaran cahaya dari debu-debu antariksa, para ahli astronomi dapat meneliti antariksa.
BACA JUGA: Mau Jadi Warga Negara Asgardia, Negara Antariksa Pertama? Ini Syaratnya
Jatuh ke Bumi
Tahukah kamu, setiap hari, ada berton-ton debu antariksa yang jatuh ke atmosfer Bumi!
Debu-debu itu akan tercampur dengan debu-debu dari Bumi di lapisan stratosfer, yaitu lapisan kedua di atmosfer Bumi.
Nah, sebelum tercampur dengan debu-debu di Bumi, ada pesawat khusus yang mengumpulkan debu-debu antariksa di stratosfer.
Debu-debu antariksa dikumpulkan untuk diteliti. Dari penelitian itu, para ahli jadi lebih tahu tentang debu-debu antariksa.
Selain itu, para ahli juga jadi tahu bahan-bahan yang tepat untuk membuat pesawat ruang angkasa yang tahan menghadapi debu-debu antariksa.
Bulan Desember 2016 lalu, ditemukan debu-debu antariksa yang sampai jatuh ke kota Paris, Oslo, dan Berlin.
Wah, jangan-jangan, ada juga yang jatuh ke kota kita, ya!
BACA JUGA: Ternyata, Ada Sampah Antariksa yang Jatuh ke Bumi Setiap Minggunya
Teks: Lita Maha
Lihat video ini juga, yuk!