Dipakai di Banyak Makanan Indonesia, Ternyata Cabai Berasal dari Sini

By Avisena Ashari, Sabtu, 29 September 2018 | 14:00 WIB
Cabai Merah (Artem Bali / Pexels)

Kemudian cabai mulai tersebar ke berbagai wilayah di Benua Amerika.

Nah, saat Colombus menemukan Benua Amerika di tahun 1492, ia membawa cabai dari Amerika Selatan ke Benua Eropa, teman-teman.

Inilah asal mulanya cabai Amerika Selatan berpetualang ke berbagai negara di dunia!

Orang-orang di negara Spanyol memanfaatkan cabai sebagai bumbu masakan, kemudian masyarakat Eropa lainnya mengenal cabai sebagai rempah-rempah.

Penduduk Eropa sendiri menggunakan rempah-rempah untuk obat-obatan dan bumbu masakan.

Baca Juga : Nikmatnya Pepes, Makanan yang Diolah dengan Metode Memasak Tertua  

Pada saat Eropa menemukan kesulitan dengan jalur perdagangan, Christoper Colombus mencari rute baru ke Benua Asia.

Melalui rute baru, rombongan Christoper Colombus justru menemukan Indonesia.

Mereka melihat Indonesia memiliki rempah-rempah yang baru seperti cengkeh dan pala.

Nah, orang-orang dari Spanyol dan Portugis yang mendatangi Asia lah yang membawa cabai ke benua kita.

Karena sempat ada sistem tanam paksa di Indonesia, kemungkinan cabai juga banyak ditanam karena disukai banyak orang di Eropa.

Baca Juga : Mengapa Makan Pedas Membuat Hidung Kita Berair, Badan Berkeringat, dan Sakit Perut?

O iya, meski rasa pedas terasa menyakitkan di lidah, mengapa orang-orang di banyak negara suka cabai, ya?

Capsaicin dalam cabai memberikan sensasi rasa 'sakit' yang membuat tubuh kita menghasilkan endorfin.

Endorfin ini adalah penawar rasa sakit, teman-teman. Makanya orang yang suka pedas ingin tambah terus.

Menurut Scientific American, rasa 'sakit' yang timbul saat kepedasan sama dengan sensasi kalau kita naik rollercoaster, atau perasaan saat menonton film seram atau sedih, lo!

Baca Juga : Dulu, Rasa Cokelat Itu Pahit dan Pedas, Cari Tahu Asal Usulnya, Yuk!

Lihat video ini juga, yuk!