Daluang, Kertas Khas Indonesia dari Pohon Mulberry Sejak Abad Ke-9

By Tyas Wening, Jumat, 2 November 2018 | 12:30 WIB
Kertas daluang (Siedoo)

Kulit pohon daluang kemudian ditempa, yaitu dipukul secara bolak-balik hingga ukurannya menjadi 2 sampai 3 kali lebih besar dari ukuran awalnya.

Kulit yang sudah ditempa disebut belibaran. Belibaran akan dicelupkan ke air selama beberapa saat, kemudian diperas dan dilipat agar mendapat hasil yang lebih lebar.

Belibaran ini kemudian dibungkus menggunakan daun pisang selama 5 sampai 8 hari hingga mengeluarkan lendir, kemudian dijemur di atas batang pisang yang mempunyai permukaan licin.

Setelah kering, daluang kemudian digosok menggunakan kerang agar tekstur permukaannya menjadi lebih halus.

Baca Juga : 7 Trik Sukses Belajar, Kamu Sudah Pernah Coba Belum?

O iya, dibandingkan dengan kertas biasa, daluang bisa bertahan lebih lama, karena dalam proses pembuatannya tidak digunakan bahan kimia apapun.

Kotoran atau ampas yang tersisa saat pembuatan daluang lah yang nantinya akan mengurangi kekuatan kertas daluang ini.

Selain digunakan untuk keperluan kantor pemerintahan, daluang juga digunakan oleh para sastrawan dan pelukis, lo.

Tapi seiring perkembangan zaman dan didirikannya pabrik kertas dari Eropa, penggunaan kertas daluang ini mulai berkurang.

Lihat video ini juga, yuk!