Sejak tahun 1896 hingga tahun 1948, sudah ada sekitar 19.400 orang Jawa yang dibawa ke Kaledonia Baru, teman-teman.
Hingga saat ini, orang Jawa yang menetap di Kaledonia Baru jumlahnya masih cukup banyak, lo, dan terdiri dari orang tua bahkan anak-anak.
Hal inilah yang menyebabkan bahasa Jawa banyak digunakan dan menjadi bahasa sehari-hari di Kaledonia Baru.
Selain bahasa, kebudayaan Jawa juga masih terlihat, lo, seperti pernikahan dan beberapa adat Jawa lainnya.
O iya, karena banyaknya jumlah orang Jawa di sana dan menjadi salah satu suku yang dipercaya oleh penduduk asli, ada seorang wali kota yang merupakan orang Jawa, lo.
Baca Juga : Bahasa Indonesia yang Jadi Pemersatu Para Pemuda di Indonesia
Di Kaledonia Baru, orang Jawa dibagi menjadi 3 golongan, nih, apa saja, ya?
Golongan Niaouli
Golongan ini terdiri dari orang Jawa yang lahir di Kaledonia Baru, tapi memiliki orangtua yang merupakan kelahiran Jawa.
Golongan Wong Baleh
Wong Baleh adalah golongan orang Jawa yang pernah pergi dari Kaledonia Baru tapi kembali lagi dan menetap di Kaledonia Baru.
Golongan Jukuan
Nah, golongan yang terakhir ini merupakan mereka yang lahir di Jawa, tapi pindah dan akhirnya menjadi penduduk Kaledonia Baru.