Sekolah Dadakan
SD Pelita Permai yang ada di Surabaya ini didirikan sepuluh tahun lalu oleh Ibu Liana Christanty dan beberapa temannya, demikian cerita Ibu Liana langsung kepada Bobo.id seusai pertandingan final.
Sekolah ini dibentuk secara mendadak karena Ibu Liana melihat ada banyak anak di Surabaya yang tidak bersekolah karena keterbatasan ekonomi.
Pada 2008 lalu, Ibu Liana mengajak delapan anak yang tinggal di pinggir jalan untuk belajar di rumahnya.
Setelah itu, semakin banyak teman kita yang kurang mampu yang lalu diajak Ibu Liana ke rumah beliau untuk belajar.
Baca Juga : SD Al-Jannah Berhasil Menjuarai Babak Penyisihan McDonald's Junior Futsal Championship 2018 Wilayah Timur
Berawal dari Main Futsal
Awalnya teman-teman kita ini tidak mau belajar dan bersekolah, lo. Namun, Ibu Liana tidak kehabisan akal dan mengajak mereka untuk berlatih main futsal.
Dari futsal, karakter mereka dibentuk untuk menjadi anak dengan daya juang yang tinggi dan pantang menyerah.
Dari bermain futsal juga akhirnya mereka mau untuk bersekolah secara gratis, tidak perlu membayar uang sekolah pada Ibu Liana.
Tidak hanya nilai akademik yang baik, teman-teman kita ini juga diajak untuk memiliki karakter yang baik juga. Hebat, ya!
Baca Juga : McDonald’s Junior Futsal Champhionship 2018 Wilayah Bandung Berlangsung Sengit! 4 Juara Lolos ke Grand Final
Sendiri di Surabaya
Akelon Tabuni, salah satu anggota tim futsal dari SD Pelita Permai yang menjadi kiper, memiliki latar belakang yang menyentuh.
Teman kita ini datang dari Papua, tapi sendirian di Surabaya dan tidak memiliki keluarga.
Beruntungnya, Akelon bertemu dengan salah satu teman Ibu Liana dan akhirnya bergabung di SD Pelita Permai.
Awalnya, Akelon merupakan anak yang sangat aktif, bahkan sampai suka memanjat pohon!
Namun, setelah mulai bersekolah, Akelon dididik untuk menjadi anak yang bisa menaati peraturan.
Ternyata Akelon bisa menjadi anak yang lebih baik, bahkan sikap kepemimpinannya lebih baik daripada teman-temannya.
Akelon juga menemukan bakatnya yaitu jago main futsal.
Maka, dalam MJFC 2018 ini, Akelon diberi penghargaan sebagai salah satu pemain terbaik.
Baca Juga : 4 Tim dari McDonald’s Junior Futsal Champhionship 2018 Wilayah Surabaya Melaju ke Grand Final
Selain Akelon, ada satu lagi teman kita bernama Brenly yang juga bermain di dalam tim futsal SD Pelita Permai.
Brenly berasal dari keluarga yang kurang mampu.
Namun, keterbatasan tidak menghalanginya untuk menjadi anak yang mandiri dan tidak manja.
Menurut Ibu Liana, Brenly merupakan anak yang gigih dan pantang menyerah.
Sama seperti Akelon, Brenly juga jago main futsal, lo.
Nah, itulah kisah beberapa teman kita yang bersekolah di SD Pelita Permai.
Kita bisa belajar dari mereka bahwa keterbatasan tidak boleh menghalangi kita untuk menjadi anak yang baik.
Karena itu, kita harus terus semangat dan pantang menyerah untuk mencapai cita-cita kita, ya, teman-teman!
Baca Juga : Dukung Tim Andalanmu di McDonald's Junior Futsal Championship 2018
Lihat video ini juga, yuk!
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR