Bobo.id - Para petani yang sedang bekerja di sawah, biasanya akan memakai topi yang disebut dengan caping.
Caping ini biasanya berbentuk kerucut dan terbuat dari anyaman bambu, daun panda, daun kelapa, atau rerumputan.
Nah, hari Rabu, 11 Desember 2018 kemarin ada fenomena unik yang dialami Gunung Semeru di Jawa Timur. Gunung berapi ini terlihat seperti memakai topi caping petani, lo.
'Topi caping' yang ada di atas Gunung Semeru ini merupakan fenomena awan Altocumulus Lenticular, teman-teman.
Baca Juga : Benarkah Telat Makan Membuat Kita Masuk Angin?
Awan Altocumulus Lenticular ini termasuk satu dari tiga jenis awan, yaitu tinggi, menengah, dan rendah.
Contoh awan rendah adalah awan Cumulonimbus atau awan CB yang rendah tapi menjulang ke atas.
Awan menengah contohnya adalah awan Altocumulus Lenticular, dan awan tinggi contohnya adalah awan Sirus yang berbentuk seperti bulu ayam.
Penyebutan tinggi, rendah, atau menengah ini dilihat dari jarah awan ke permukaan Bumi, teman-teman.
Baca Juga : Eksperimen Sederhana: Yuk, Membuat Awan di Dalam Gelas!
Awan Altocumulus Lenticular atau disebut juga awan lentikular ini biasanya terbentuk di sekitar bukit dan gunung, karena adanya pergerakan udara di kawasan pegunungan.
Terbentuknya awan lentikular ini terjadi saat udara bergerak melewati pegunungan, sehingga mendapatkan pendinginan yang cukup untuk terjadinya kondensasi.
Konsensasi adalah perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat, contohnya seperti gas atau uap yang berubah menjadi cairan.
Baca Juga : Warna Perairan Samudra Pasifik dan Samudra Atlantik Berbeda, Apa Sebabnya?
Awan lentikular punya karakteristik yang spesial, karena awan ini tidak bergerak seperti awan lainnya.
Awan lentikular bisa berada di lokasi yang sama untuk waktu yang lama karena adanya dorongan udara yang naik di atas pegunungan secara berkelanjutan.
O iya, awan lentikular ini memang memiliki bentuk yang unik, yaitu seperti lensa, lingkaran pipih seperti payung, atau seperti topi caping petani yang ada di atas Gunung Semeru.
Bentuk awan lentikular ini dipengaruhi oleh bentuk gunung dan juga tegak lurus terhadap angin.
Walaupun awan jenis ini banyak ditemukan di sekitar gunung, awan lentikular juga bisa ditemui di dataran yang luas, lo.
Baca Juga : Tubuh Orang Bajau yang Nomaden di Lautan Sudah Beradaptasi dengan Air
Hal ini terjadi karena perbedaan kecepatan angin di berbagai lapisan karena adanya pertemuan udara basah dan udara dingin.
Walaupun awan ini sering ditemui di area pegunungan, fenomena awan lentikular ini tidak ada hubungannya dengan aktivitas sebuah gunung berapi, teman-teman.
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR