Bobo-id – Akhir tahun ini berbarengan dengan libur sekolah sehingga banyak film-film bagus yang bisa teman-teman tonton.
Ada film Aquaman, Spider-Man: Into the Spider-Verse, dan masih banyak lagi.
Nah, jika pergi ke bioskop biasanya ada keterangan SU, 13+, 17+, atau 21+ dalam papan jadwal. Apa maksudnya, ya?
Baca Juga : Film Robin Hood Telah Rilis, Simak 5 Fakta Seputar Robin Hood, Yuk!
Keterangan itu ternyata adalah rating film berdasarkan kategori umurnya, teman-teman.
Jadi, maksudnya hanya kelompok umur tertentu yang boleh menonton film tersebut.
Nah, di Indonesia ada, lo, lembaga khusus yang mengatur rating film berdasarkan umur. Namanya adalah Lembaga Sensor Film (LSF).
Baca Juga : Wah, Ada Lego Besar Berbentuk Niffler dari Film Fantastic Beasts!
Baca Juga : Trailer Film Terbaru Pikachu Segera Rilis, Seperti Apa, ya, Ceritanya?
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) no. 18 Tahun 2014 tentang Lembaga Sensor Film, film dibedakan menjadi:
1. Semua umur (SU)
Dalam kategori ini isi filmnya bisa ditonton oleh semua usia dari dewasa sampai anak-anak.
Namun, isi filmnya harus lebih ramah anak. Biasanya, film ini menceritakan tentang keluarga.
Baca Juga : Durasi Film Avengers 4 Baru Saja Diumumkan, Berapa Lama, ya?
2. 13+
Dalam kategori film ini, yang boleh menonton film adalah usia 13 tahun ke atas.
3. 17+
Dalam kategori film ini, yang boleh menonton film adalah usia 17 tahun ke atas.
Baca Juga : 6 Film Pendek Karya Anak-Anak untuk Melawan Kekerasan Terhadap Anak
4. 21+
Untuk film-film yang masuk kategori ini hanya boleh ditonton oleh orang yang berusia 21 tahun ke atas.
Jadi, teman-teman harus menonton film sesuai dengan kategori umur, ya.
Selain, itu juga harus dalam pengawasan orangtua.
Baca Juga : Film-film Keren Ini Ide Ceritanya dari Buku, lo! #AkuBacaAkuTahu
Memangnya, kenapa kita harus menonton film sesuai umur, ya?
1. Anak-anak belajar meniru
Tahukah teman-teman, anak-anak itu belajar dengan cara meniru.
Jika kita menonton film yang tidak baik, maka bisa jadi akan diikuti atau dicontoh.
Misalnya, saja ada adegan perkelahian. Nah, bisa saja adegan kekerasan tersebut ditiru oleh anak-anak.
Perkembangan otak anak –anak juga masih belum sempurna sehingga belum terlalu paham mana yang baik dan buruk.
Baca Juga : Di Perpustakaan Ini, Kita Seperti Ada di film Beauty and the Beast
2. Film fiksi sering digambarkan melebih-lebihkan kenyataan
Jika teman-teman menonton film yang tidak sesuai dengan usia, bisa jadi film tersebut menanamkan gambaran buruk tentang kehidupan nyata.
Hal itu bisa saja akan menimbulkan trauma, seperti ketakutan, kecemasan, atau mimpi buruk.
Nah, teman-teman sekarang sudah paham, kan, mengapa orang tua kita selalu mengingatkan saat kita ingin pergi ke bioskop bersama teman-teman, untuk menonton film yang sesuai dengan usia kita.
Oleh karena itu, selalu ingat untuk menonton film yang sesuai dengan usia kita, ya.
Baca Juga : Selain Jadi Cameo di Film Marvel, Stan Lee Juga Muncul di Anime, lo!
Source | : | Hello Sehat |
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR