Bobo.id – Di Islandia ada tradisi memberikan buku saat Natal. Tradisi itu dikenal dengan nama Jolabokaflod.
Baca Juga : Selain Kue Jahe, Natal Belum Lengkap Tanpa Makanan Tradisional Ini
Hadiah Natal
Saat Natal tiba di Eropa, ada tradisi untuk memberikan kado kepada orang-orang yang kita sayangi.
Di Islandia, kado yang diberikan berupa buku.
Tentu saja bukunya dibungkus dengan kertas kado yang cantik. Kado ini dibuka saat hari Natal.
Setelah itu, buku baru tersebut dibaca sepanjang malam dengan ditemani cokelat panas.
Minum cokelat panas memang cara yang cocok untuk menikmati malam di Islandia yang dingin itu.
Baca Juga : Dari Jepang Sampai Turki, Kenali Ucapan Natal Berbagai Bahasa, yuk!
Banjir Buku
Jolabokaflod secara harfiah artinya banjir buku Natal.
Pada waktu Natal, rumah-rumah di Islandia dapat dikatakan memang dibanjiri buku-buku baru.
Buku-buku itu diberikan oleh kerabat dan sahabat kepada orang-orang yang dikasihinya.
Baca Juga : Yule Lads, Kisah 13 Troll Musim Natal di Islandia
Bermula Saat Perang Dunia II
Tradisi ini bermula pada Perang Dunia II.
Saat itu banyak barang-barang yang harganya mahal. Untuk mendapatkannya pun tidak mudah.
Banyak barang, terutama kebutuhan pokok, yang dijatah.
Orang-orang tidak boleh mendapatkannya dengan jumlah banyak, walaupun membayar harga yang mahal.
Nah, buku dan kertas tidak termasuk barang yang dijatah saat itu.
Buku menjadi pilihan banyak orang untuk dijadikan hadiah.
Baca Juga : Lampu Natal Sepanjang 27 Kilometer Menghiasi Sebuah Rumah di Ceko
Bangsa yang Suka Membaca
Penjualan buku di negara ini meningkat saat menjelang akhir tahun.
Mulai bulan September toko-toko buku sudah mulai didatangi orang-orang yang ingin mencari kado.
Tradisi memberikan buku yang berlangsung selama bertahun-tahun ini turut membuat bangsa Islandia menjadi bangsa yang suka membaca.
Hampir seluruh rakyat Islandia membaca paling sedikit 1 buku setiap tahunnya.
Kemungkinan besar buku itu mereka dapatkan sebagai hadiah di akhir tahun dalam Jolabokaflod.
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR