Bobo.id - Bagi teman-teman kita yang tunanetra atau tidak bisa melihat, jika ingin membaca buku pasti dibutuhkan cara khusus.
Ketika ingin membaca sebuah buku, teman-teman tunanetra harus membaca buku khusus yang dicetak dalam bentuk huruf Braille.
Buku yang dicetak dengan huruf Braille ini berbeda dengan buku yang biasa kita gunakan, teman-teman, karena terdiri dari susunan titik-titik yang bisa diraba dengan menggunakan jari.
Titik-titik ini berada dalam satu sel yang terdapat 6 buah titik-titik di dalamnya, hampir mirip dengan kartu domino.
Baca Juga : Punya Luka Bakar? 5 Bahan Alami Ini Bantu Kamu Hilangkan Luka Bakar
Dari kombinasi titik-titik tersebut, dibuatlah huruf, angka, dan juga tanda baca yang dapat dirangkai menjadi kata dan kalimat.
Tapi sayangnya, buku dengan huruf Braille ini tidak praktis, karena tebalnya melebihi tebal buku yang tidak dicetak menggunkan huruf Braille.
Karena hal inilah, sebuah perusahaan di Inggris berencana untuk meluncurkan buku elektronik dengan huruf Braille bagi para tunanetra.
Bisa menampilkan 9 baris bacaan dalam satu waktu
Buku Braille elektronik ini akan diluncurkan oleh perusahaan Bristol Braille Technology dan akan meluncurkan Canute 360 yang diberi nama "Kindle untuk Tunanetra".
Kindle ini nantinya akan menjadi buku elektronik Braille pertama yang bisa menampilkan 9 baris bacaan dalam satu waktu atau sama dengan sekitar tiga halaman pada buku cetakan biasa.
Artinya, untuk membaca setiap 360 karakter, hanya perlu untuk menekan tombol satu kali saja, karena biasanya dengan menekan tombol satu kali, hanya muncul 20 karakter saja, lo.
Baca Juga : Unik! Hotel Ini Berada Tepat di Perbatasan Swiss dan Prancis
Selain itu, kindle ini juga bisa memperbarui setiap baris dalam satu waktu dan dimulai dari atas.
Walaupun butuh beberapa saat untuk memperbarui semua baris, tetapi setelah kita menekan tombol selanjutnya, kita bisa langsung membaca kelanjutan dari tulisan sebelumnya.
Diharapkan dapat meningkatkan angka membaca di kalangan tunatetra
Perusahaan Bristol Braille mengatakan, jumlah tunanetra yang bisa membaca huruf Braille saat ini sudah menurun, nih, teman-teman, karena kemajuan teknologi berupa deskripsi audio.
Karena itu, dengan adanya buku Braille elektronik ini diharapkan bisa meningkatkan jumlah tunanetra yang bisa membaca huruf Braille .
Canute 360 ini rencananya akan mulai diproduksi secara massal pada akhir tahun ini. Harganya diperkirakan hampir sama dengan laptop yang berteknologi tinggi.
Berawal dari sandi yang digunakan saat perang
Terciptanya huruf Braille ini berawal dari Kapten Charles Barbier yang menggunakan sandi berupa garis-garis dan juga titik-titik timbul.
Baca Juga : Kucing Hitam Juga Bisa Jadi Lucu Lewat tokoh Kartun Ini, Apa Saja?
Hal ini dilakukan agar pasukannya tetap bisa mengetahui pesan atau perintah yang diberikan oleh Kapten Barbier meskipun dalam keadaan gelap.
Pesan tersebut kemudian dibaca dengan cara meraba kombinasi garis dan titik yang tersusun menjadi kalimat,. Sistem ini dikenal dengan sebutan night writing atau tulisan malam.
Kemudian, Kapten Barbier mengajarkan tulisan night writing ini kepada anak-anak tunanetra yang ada di sebuah sekolah khusus tunanetra.
Louis Braille, salah satu murid di sekolah tersebut kemudian mengubah kombinasi garis dan titik yang dibuat Kapten Barbier menjadi kombinasi titik-titik saja.
Hal ini karena setelah mengadakan uji coba garis dan titik kepada teman-teman tunanetra yang lain, ia mengetahui kalau jari-jari mereka lebih peka pada titik dibandingkan garis.
Setelah itu, sistem huruf Braille dikembangkan menjadi hanya berupa kombinasi titik-titik yang membentuk huruf dan juga ruang kosong yang merupakan spasi antar kata.
Walaupun sangat berguna bagi para tunanetra, sistem huruf Braille ini sempat dilarang, lo, dengan alasan sistem baca ini tidak lazim atau umum digunakan.
Baca Juga : Cari Tahu Kepribadianmu dari Gambar Segitiga yang Kamu Suka, yuk!
Tapi karena murid-murid tunanetra menunjukkan perkembangan yang cepat dalam membaca huruf Braille, menjelang tahun 1847 penggunaan huruf Braille kembali diperbolehkan.
Kemudian pada tahun 1851 tulisan Braille diakui secara sah oleh pemerintah dan berkembang ke negara-negara lain, lo.
Huruf Braille diakui secara universal pada akhir abad ke-19 dan diberi nama "tulisan Braille".
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | VOA Indonesia |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR