Sukra berpikir dengan gugup. “Aku belum ingin menikah. Masih banyak yang ingin kukerjakan. Aku masih sempat memelihara ternak ayam dan bebek ini dengan baik. Kalau aku setuju, aku masih sempat hidup. Yang penting, aku tidak akan menjadi mangsa Serigala Besi di saat ini.”
Sukra akhirnya setuju dengan tawaran siluman Serigala Besi. Maka, Serigala Besi segera mengumpulkan semua ternak, mendorong mereka kembali ke dalam cangkang telur, dan menambal cangkang telur ajaib itu. Siluman itu lalu melesat pergi dan menghilang di kegelapan malam.
Sukra melanjutkan perjalanan ke desanya. Setiba di sana, ia mendirikan kandang ternak yang sangat besar dan kuat. Ia lalu memecahkan telur di tengah kandang. Semua ayam dan bebek lalu keluar dari telur itu, sangat banyak sampai kandangnya menjadi sempit.
Sukra lalu bekerja dengan rajin. Ia merawat ayam dan bebeknya sampai bertelur, menetes, dan bertelur lagi. Lalu menjualnya di pasar. Ia menjadi orang yang sangat kaya di daerahnya. Rumahnya berdiri dengan megah. Ia memiliki semuanya, namun ia takut menikah. Padahal, di dekat rumahnya, ada seorang tuan tanah kaya bernama Pak Bagus. Ia memiliki anak gadis cantik yang baik hati bernama Gusti Ayu.
Baca Juga : Dongeng Anak: Raja Pohon Maple
Sukra dan Gusti Ayu saling mencintai. Namun Sukra tetap takut menikah. Pak Bagus yang sudah tua, mulai khawatir. Pada suatu hari, ia pun bertanya, “Apa yang membuatmu takut menikah dengan putriku, Sukra? Aku merestui kalian. Kau sangat baik pada putriku.”
Sukra terpaksa menceritakan perjanjiannya dengan siluman Serigala Besi. Pak Bagus berkata, “Jangan takut. Pada saat kalian menikah di rumahku, aku akan memerintahkan tiga lapis anak buahku untuk berjaga, mengelilingi rumahku.”
Sukra menjadi lega. Maka, pesta pernikahan besar untuk ia dan Gusti Ayu pun disiapkan. Pada hari pesta, Sukra dan Gusti Ayu duduk di kursi pengantin. Tiga lapis barisan anak buah Pak Bagus mengelilingi rumah untuk berjaga-jaga. Pada saat malam tiba, siluman Serigala Besi datang untuk menagih janjinya. Ia datang untuk menyantap Sukra dan semua ternaknya.
Baca Juga : Dongeng Anak: Putri dari Hutan Bambu
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR