Bobo.id - Menurut teman-teman, bagaimana suhu di dalam laut yang gelap dan tidak terkena sinar matahari? Dingin atau justru panas?
Mungkin teman-teman akan mengira di dasar laut yang gelap itu akan bersuhu sangat dingin, tapi ada beberapa dasar laut yang justru bersuhu sangat panas, lo
Suhu di dasar laut yang menjadi panas ini disebabkan adanya ventilasi hidrotermal atau hydrothermal vents yang mengeluarkan semburan air dengan suhu yang sangat tinggi.
Ventilasi hidrotermal yang berbentuk seperti cerobong ini menjadikan daerah sekitarnya sebagai tempat dengan suhu terpanas, lo.
Baca Juga : Wah, di Sungai Ini Ada Es Berbentuk Lingkaran Mirip Crop Circle!
Sebenarnya apa itu ventilasi hidrotermal, dan berapa, ya, suhu di sekitarnya?
Retakan di dasar laut
Ventilasi hidrotermal adalah sebuah retakan yang berada di dasar laut dan memanaskan perairan secara geotermal atau menggunakan panas yang berasal dari pusat Bumi.
Di daerah yang dekat dengan gunung berapi yang aktif atau lempeng tektonik bergerak banyak ditemukan ventilasi hidrotermal ini, teman-teman.
Ventilasi hidrotermal terbentuk dari air laut yang bersirkulasi di dalam kerak samudera menjadi panas karena magma yang berasal dari gunung berapi.
Ketika tekanan terbentuk dan air laut menjadi menghangat, air akan mulai melarutkan mineral dan naik ke permukaan kerak, dan bercampur dengan air laut yang dingin.
Baca Juga : Yuk, Kenali Bakteri yang Bisa Menyebabkan Diare!
Ketika ventilasi atau lubang mineral ini mendingin dan membeku menjadi endapan mineral, mereka akan membentuk berbagai jenis struktur ventilasi hidrotermal.
Tinggi dari ventilasi hidrotermal biasanya mencapai 55 meter dan mengeluarkan gumpalan asap hitam atau putih.
Gumpalan asap ini terdiri dari berbagai kandungan, seperti barium, kalsium, dan kalsium.
O iya, asap putih yang keluar dari ventilasi hidrotermal biasanya mempunyai suhu yang lebih rendah dari asap berwarna hitam.
Punya suhu yang sangat panas
Asap yang keluar dari ventilasi hidrotermal bersuhu tinggi karena dipanaskan oleh magma gunung berapi yang ada di sekitar lautan tersebut.
Ventilasi hidrotermal sendiri bersuhu sekitar 5 sampai 100 derajat Celcius, sedangkan asap yang keluar punya suhu ekstrem mencapai 400 derajat Celcius, lo!
Letak ventilasi hidrotermal pertama kali ditemukan pertama kali pada tahun 1977 di Retakan Galapagos yang terletak di pesisir Amerika Selatan.
Baca Juga : Keren! Penemuan Kapsul Penyelamat yang Terinspirasi dari Tsunami Aceh
Sejak ditemukan pertama kali, ventilasi hidrotermal jadi area terpanas di Bumi dan ditemukan di sekitar 200 titik di seluruh dunia, termasuk di Atlantik dan Samudera Selatan.
Banyak hewan laut hidup di sekitarnya
Meskipun memiliki suhu panas yang ekstrem bahkan beracun, tapi peneliti menemukan banyak hewan yang tetap bisa hidup di sekitar ventilasi hidrotermal, lo.
Salah satunya adalah hewan yang mempunyai bentuk seperti plastik, yaitu hewan laut yang bernama skate.
Skate adalah jenis ikan yang termasuk dalam keluarga hiu, tapi mempunyai bentuk yang mirip dengan ikan pari.
Ikan skate menggunakan panas dari ventilasi hidrotermal untuk mengerami telur mereka, nih, teman-teman.
Hal ini karena ikan skate memiliki masa inkubasi telur terpanjang, yaitu sekitar empat tahun. Menurut penelitian, dengan menggunakan suhu panas dari ventilasi hidrotermal bisa mempercepat perkembangan embrio telur ikan skate.
Baca Juga : Perubahan Iklim Juga Bisa Membuat Kita Sulit Tidur, Kenapa, ya?
Selain menemukan ikan skate di sekitar ventilasi hidrotermal, para peneliti juga menemukan banyak spesies baru hewan laut lainnya.
Walaupun daerah di sekitar ventilasi hidrotermal beracun, banyak makhluk laut yang bisa hidup karena adanya aktivitas kemosintesis bakteri, lo.
Kemosintesis adalah pencampuran yang dilakukan oleh organisme berukuran sangat kecil dengan menggunakan energi yang berasal dari reaksi kimia.
Kemosintesis yang dilakukan bakteri ini menghasilkan karbohidrat yang digunakan oleh hewan lain untuk hidup di tempat yang mempunyai suhu ekstrem.
Source | : | phys.org,National Geographic |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR