Di daerah yang dekat dengan gunung berapi yang aktif atau lempeng tektonik bergerak banyak ditemukan ventilasi hidrotermal ini, teman-teman.
Ventilasi hidrotermal terbentuk dari air laut yang bersirkulasi di dalam kerak samudera menjadi panas karena magma yang berasal dari gunung berapi.
Ketika tekanan terbentuk dan air laut menjadi menghangat, air akan mulai melarutkan mineral dan naik ke permukaan kerak, dan bercampur dengan air laut yang dingin.
Baca Juga : Yuk, Kenali Bakteri yang Bisa Menyebabkan Diare!
Ketika ventilasi atau lubang mineral ini mendingin dan membeku menjadi endapan mineral, mereka akan membentuk berbagai jenis struktur ventilasi hidrotermal.
Tinggi dari ventilasi hidrotermal biasanya mencapai 55 meter dan mengeluarkan gumpalan asap hitam atau putih.
Gumpalan asap ini terdiri dari berbagai kandungan, seperti barium, kalsium, dan kalsium.
O iya, asap putih yang keluar dari ventilasi hidrotermal biasanya mempunyai suhu yang lebih rendah dari asap berwarna hitam.
Source | : | phys.org,National Geographic |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR