Bobo.id – Teman-teman, apa buku yang terakhir kali kamu baca?
Nah, di era digital seperti saat ini tingkat keinginan untuk membaca buku semakin turun dikalahkan dengan gadget.
Menurut World’s Most Literate Nations, minat baca masyarakat Indonesia dinyatakan menduduki urutan 60 dari 61 negara.
Wah, menyedihkan, ya, teman-teman.
Eits, tapi tidak tidak perlu larut dalam kesedihan. Kita harus bergerak melakukan aksi nyata seperti beberapa teman-teman Bobo ini.
Teman-teman Bobo ini membawa harapan baru bagi Indonesia.
Baca Juga : Dongeng Anak Bona and Friends: Perpustakaan
Baca Juga : Membaca Buku Favorit Bisa Membuat Tidur Kita Lebih Nyenyak #akubacaakutahu
1. Nadia Shafiana Rahma
Nadia Shafiana Rahma adalah penulis cilik yang sudah menghasilkan banyak karya.
Tidak hanya itu, teman-teman, bahkan karyanya sudah dipamerkan di tingkat internasional, lo.
Sejak usia 5 tahun, Nadia sudah aktif mengirimkan tulisannya ke Koran lokal di kampong halamannya.
Kemudian di usia 7 tahun, Nadia sudah menerbitkan buku yang berjudul Si Hati Putih.
Baca Juga : 5 Tips Merawat Buku Agar Buku Kesayangan Tidak Rusak #akubacakutahu
Karya inilah yang dipamerkan dalam Frankfurt Book Fair tahun 2015 di Jerman dan juga sudah diterjemahkan dalam Bahasa Inggris, lo.
Ini berkat kecintaannya pada membaca, teman-teman.
Memang sejak kecil, Nadia sudah diperkenalkan pada buku dan membaca. Oleh karena itu, tak heran bila kemampuan menulisnya pun di atas rata-rata.
Saat ini, ia sudah menghasilkan 27 buku. Wah, hebat, ya, Nadia!
Eits, kecintaannya pada buku juga tidak dinikmati sendiri.
Ia membuka perpustakaan kecil di rumahnya untuk menularkan semangat membaca kepada teman-teman di lingkungan sekitarnya.
Baca Juga : 5 Manfaat Tak Terduga dari Menulis Buku Harian, Salah Satunya Melatih Daya Pikir #akubacaakutahu
2. Fayana Ailisha Davianny
Nah, seperti Nadia, Fayana juga adalah pejuang literasi yang gigih, lo.
Fayana adalah seorang penulis cilik yang sudah menghasilkan 42 judul buku di usianya yang baru 13 tahun.
Wow, keren sekali ya Fayana!
Baca Juga : Siapa Pengarang Buku Cerita Charlie and the Chocolate Factory? #akubacaakutahu
Karya pertamanya lahir saat usia 8 tahun berjudul “Juiceme: Tersandung Hobiku.”
Tahukah teman-teman, yang lebih hebatnya lagi, Fayana bisa menghasilkan 1 buku setiap dua bulan.
Ketertarikannya pada menulis berawal dari kebiasaan ibunya yang selalu membacakan buku dongeng.
Baca Juga : Ini Alasan Film Adaptasi Kadang Berbeda dengan Bukunya #akubacaakutahu
3. Khoirul Alfin Roadhony
Nah, pejuang literasi yang terakhir ini juga harus kita acungi jempol, teman-teman.
Mengapa begitu? Ini karena semangatnya yang tinggi untuk menularkan kecintaan membaca di lingkungan sekitar rumahnya di Desa Negeri Agung, Kecamatan Gunung Pelindung, Lampung Timur.
Namanya Khoirul Alfin Romadhony, atau yang biasa dipanggil Dony.
Setiap sore, Dony selalu berkeliling ke lingkungan sekitarnya untuk meminjamkan buku secara gratis ke teman-temannya.
Baca Juga : Berkenalan dengan Pengarang Buku The Hobbit, yuk! #akubacaakutahu
Ia melakukan dengan senang hati menggunakan sepeda BMX yang diikatkan dengan kotak minuman bekas sebagai rak bukunya.
Waw, semangat Dony harus kita contoh, ya, teman-teman.
Walaupun menggunakan peralatan sederhana dan jumlah buku yang terbilang masih sedikit, Dony tidak patah semangat.
Ia tetap gigih berjuang untuk menularkan semangat membaca kepada teman-temannya.
Kegiatan yang dilakukan Dony ini ternyata disambut baik oleh teman-temannya. Mereka sangat bersemangat menanti kedatangan Dony.
Baca Juga : Kenali Tipe Kepribadianmu dari Buku yang Kamu Baca #akubacaakutahu
Betul-betul hebat 3 teman Bobo ini. Walaupun kehilangan waktu untuk bermain, tapi mereka tetap semangat dalam menularkan virus membaca.
Apakah teman-teman juga ingin memulai untuk menularkan virus membaca di lingkungan sekitarmu?
Mari kita mulai dari diri kita dengan semangat untuk membaca.
Makin banyak kita membaca, makin banyak pula yang kita tahu.
Setelah itu, jangan lupa tularkan pengalamanmu membaca pada orang-orang di sekitar, ya. #akubacakutahu
Baca Juga : Ternyata Ini Fobia yang Bisa Dialami Para Pencinta Buku #akubacaakutahu
Tonton video ini juga, ya.
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR